Hal itu berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh ‘Abis bin Rabi’ah dari Umar RA, bahwasanya beliau datang mendekati Hajar Aswad lalu berkata: ‘’Sungguh aku mengetahui bahwa kamu hanyalah batu, kamu tidak memberi mudarat maupun manfaat, sekiranya aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu niscaya aku tidak akan menciummu.’’ (HR. Bukhari dari ‘Umar RA).
Baca Juga: Setelah Hajar Aswad, Kini Giliran Foto Jejak Kaki Nabi Ibrahim Beresolusi Tinggi Dirilis
Dalam buku tersebut juga dituturkan, mencium hajar Aswad terkadang memang sulit untuk dilakukan mengingat banyaknya jemaah dari seluruh dunia yang ingin melakukan hal serupa.
"Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan dalam bersikap terhadap Hajar Aswad dengan sangat bijaksana," sebut buku itu.
Jika memungkinkan, orang yang sedang melakukan thawaf dianjurkan mencium Hajar Aswad.
Tapi, jika tidak mungkin, dia cukup menyentuhnya dengan tangan, kemudian mencium tangannya yang telah menyentuh Hajar Aswad itu.
Jika tidak mungkin juga, dia cukup berisyarat dari jauh, dengan tangan atau tongkat yang dibawanya, kemudian menciumnya.
"Dengan demikian, mencium Hajar Aswad mencerminkan sikap kepatuhan seorang Muslim mengikuti tuntunan Rasulullah SAW,” lanjut keterangan buku tersebut.
Saat mencium Hajar Aswad, manusia diharapkan mengingat kembali janji yang pernah ia ikrarkan di hadapan Allah SWT.
Yakni sebuah janji dan ikrar tentang status kahambaan manusia di hadapan Tuhannya.
Sebuah ikrar yang menegaskan bahwa Allahlah satu-satunya Dzat yang patut disembah dan ditaati.
Begitulah sejarah dan hikmah kenapa jemaah haji ingin mencium hajar Aswad, sebagai bentuk cinta kepada Rasul dan menegaskan kehambaan diri kepada Allah SWT yang maha Esa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.