Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Meskipun demikian, pandemi yang menyerang hampir seluruh negara di duinia membuat harga minyak mentah dunia anjlok ke level terendah dalam 18 tahun terakhir.
Pandemi yang menyerang di beberapa negara di dunia membuat ekonomi yang sudah sulit bertambah sulit.
Rusia pun jatuh tajam dalam pertarungan rubel dengan dolar dikarenakan harga minyak turun drastis yang dimana minyaklah menjadi ekspor utamanya.
Tidak hanya Rusia, Indonesia pun terkena imbas dari efek tersebut.
Berapa lama dampak ekonomi ini berlangsung tergantung sepenuhnya pada berapa lama pandemi ini terus berlangsung.
Namun, ketika pandemi ini pun berakhir tidak serta merta perekonomian dunia menjadi normal dan perlu memerlukan waktu pemulihan bertahap yang cukup lama.
Efek dari pandemi ini pun memaksa negara-negara di dunia memperketat standar dan peraturan perjalanan dan penerbangan ke berbagai belahan bagian dunia di mana penyakit terus bermutasi seiring jalannya waktu.
Baca Juga: Sukses Tangani Corona, Korsel Belajar dari Wabah MERS
Dalam jangka pendek, kebijakan ekonomi Rusia harus bergerak mengurangi dampak dari Lockdown dan memastikan bahwa krisis saat ini tidak memicu keuangan, utang atau krisis mata uang yang sangat signifikan.
Putin harus fokus untuk meratakan resesi, memastikan bahwa Lockdown ini hanya efek sementara dan memfasilitasi pemulihan keuangan ekonomi.
Sementara itu, penting juga kita mengingat dan mengakui bahwa ini adalah pandemi yang membuat krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam dua dekade terakhir yang membuat negara-negara di dunia mengharuskan mengambil kebijakan Lockdown.
Beberapa di negara seperti Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok pun yang menjadi tempat pertama ditemukannya virus mematikan ini berlomba untuk membuat vaksin pandemi Covid-19.
Dari beberapa vaksin yang sedang dikembangkan perlu untuk bahan uji, riset dan sampel yang membutuhkan minimal 7 bulan atau lebih dari 1 tahun agar bisa diproduksi massal dan tentunya di distribusikan ke seluruh dunia.
Baca Juga: Usai Dituding Konspirasi, Bill Gates Buka Suara soal Vaksin dan Ramalan Akhir Corona
Kita berada dalam era yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dimana penyebaran virus ini berada ditingkat serius.
Ilmuwan dan peneliti memperkirakan pandemi ini tidak menutup kemungkinan akan lebih panjang dari tiga bulan kedepan.
Karenanya, melakukan physical distancing, menetap di rumah, dan membatasi aktivitas di luar rumah, serta rajin mencuci tangan adalah cara utama untuk memutus penyebarannya.
Achmad Firdaus Hasrullah S.IP
Mahasiswa S2 di Universitas Higher School Of Economy (HSE) Moskow
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.