BOGOR, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Jembatan Otto Iskandar Dinata (Otista) di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/13/2023).
Jembatan itu memiliki lebar 22 meter dan berada di jalur sistem satu arah (SSA) yang mengelilingi Istana Bogor, pusat pemerintahan, dan kawasan bisnis Kota Bogor.
"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya resmikan Jembatan Otto Iskandardinata Kota Bogor," kata Jokowi, seperti dikutip dari Antara.
Usai peresmian, Jokowi mengatakan Jembatan Otista menjadi penyumbat lalu lintas di Kota Bogor, sehingga perlu dilebarkan. Proses revitalisasi jembatan itu memakan biaya Rp50 miliar.
"Sekarang kita lihat, sudah lebih dari cukup," ucapnya.
Ia menilai, pemandangan di bawah jembatan pada area pelengkung cukup bagus sebagai objek wisata baru bagi warga sekitar.
Jembatan Otista berada di atas Sungai Ciliwung yang menghubungkan wilayah Kecamatan Bogor Timur dengan Bogor Tengah.
Baca Juga: Tol Serpong-Cinere Dibuka Fungsional saat Nataru, Cimanggis-Bandara Soetta hanya 20 Menit
"Cakep, cakep tadi saya lihat ke bawah, apa itu pemandangan pelengkung itu cakep," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Rena Da Frina mengatakan konstruksi baru jembatan tersebut telah melalui perhitungan yang matang termasuk ketahanannya terhadap beban dan getaran selama 100 tahun ke depan.
"Estimasinya itu, jembatan itu (tahan) 80 sampai 100 tahun. Nanti paling pun ada perbaikan-perbaikan railing, atau apa lah. Tapi kalau jembatannya sudah didesain (tahan) 80 sampai 100 tahun," kata Rena usai tasyakuran Jembatan Otista tepat di atas jembatan tersebut, Minggu (17/12).
Rena menerangkan hasil musyawarah dengan berbagai pihak, Pemerintah Kota Bogor mengambil opsi untuk mempertahankan pelengkung jembatan bangunan masa kolonial Belanda sebagai salah satu bentuk warisan atau heritage.
Jembatan Otista yang semula menjadi penyumbat lalu lintas di jalur sistem satu arah (SSA) di pusat kota, kini dilebarkan menjadi 22 meter dengan badan jembatan seluas 17 meter dan sisanya adalah pedestrian.
Baca Juga: Dua Bulan Operasional Kereta Cepat Whoosh: Layani 1.869 Perjalanan, Ketetapatan Waktu Capai 99,9%
"Itu udah sepakat. Untuk itu ada beberapa penyesuaian perencanaan, termasuk tingkat elevasi, ketinggian," sebutnya.
"Ini ketika perencanaan dilakukan, ketika pelengkung semuanya dibongkar dari badan jembatan ada kenaikan 1,8 meter, sehingga bangunan jembatan Otista baru memiliki kemiringan 5 derajat," imbuhnya.
Pelengkung yang semula menopang jembatan Otista selama ratusan tahun, kini akan dijadikan sebagai objek wisata baru di Kota Bogor.
"Bisa dilihat lewat tangga inspeksi di bawah, jadi ditinggal sebagai objek wisata di situ. Dia tidak membebani dan membebani struktur jembatan yang baru. Jadi dia berdiri sendiri, jadi sebagai hiasan aja," jelas Rena.
Baca Juga: Jokowi Minta Temuan PPATK soal Transaksi Janggal Terkait Pemilu 2024 Diproses Hukum
Selain itu, Rena menerangkan, dari strukturnya Jembatan Otista didesain untuk moda transportasi trem, sehingga tahan getaran dan tonase tinggi. Saat ini, alur trem di badan jembatan sementara ditutup pakai hotmix.
"Jadi ketika tremnya sudah ada, tinggal dibuka hotmix, jadi ada lajur lurus sekitar 5 cm," ujarnya.
Ke depan, kata Rena, dengan pelebaran yang sudah dilakukan, hambatan lalu lintas diperkirakan hanya terjadi ketika masih ada angkutan umum kota (angkot) ngetem atau mobil parkir di pinggir jembatan atau Jalan Otista.
"Paling hambatannya kalau ada angkot ngetem, atau ada parkir di pinggir. Nah, nanti itu teman-teman Dishub yang punya urusan untuk itu, termasuk untuk parkir di Warbo, kita sudah siapkan strukturnya, untuk mekanisme selanjutnya ada Lantas dan Dishub," tuturnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.