Ajat pun ikut kerabatnya bekerja di lubang tambang emas itu untuk menafkahi istri dan dua anaknya di kampung.
"Baru dia kerja jadi penambang, baru tiga minggu. Awalnya dia ikut kerabatnya, kalau kerabatnya (korban lain) mah sudah biasa," kata Enen.
Baca Juga: Ini Alasan Evakuasi 8 Penambang di Banyumas Dihentikan, Ditandai Tabur Bunga dan Pasang Prasasti
Tragis, Ajat dan tujuh penambang lain tidak keluar lagi dari lubang tambang yang mengalami kebocoran air cukup deras.
Keluarga Ajat pun mengaku ikhlas atas musibah terjebaknya Ajat bersama kerabatnya yang lain di lubang tambang Banyumas ini.
"Jadi di sini mah udah menerima, udah pasrah, udah nasib lah," ungkap Enen.
Sebagaimana telah diberitakan Kompas.tv sebelumnya, evakuasi dan operasi SAR delapan penambang emas di Banyumas resmi dihentikan pada Selasa (1/8/2023).
Kepala Basarnas Cilacap cum SAR Mission Coordinator, Adah Sudarsa, mengatakan bahwa delapan penambang emas tersebut dinyatakan hilang.
Dia menjelaskan bahwa tim SAR tidak dapat menjangkau titik terjebaknya para penambang yang diperkirakan berada di kedalaman 60 meter. Tanda kehidupan para penambang juga tidak ditemukan.
“Sesuai SOP Basarnas, apabila tanda-tanda korban tidak ditemukan atau tidak efisien lagi, bisa dinyatakan ditutup,” terangnya, Selasa (1/8/2023) dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Update Nasib 8 Penambang Emas di Banyumas: Evakuasi Tak Diperpanjang, Namanya jadi Prasasti
Nama delapan penambang yang dinyatakan hilang:
Sumber : TribunJateng, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.