DELI SERDANG, KOMPAS.TV – Polisi memburu seorang paman di Deliserdang, yang menikam SRB, keponakannya saat sedang mengaji di dalam kelas.
Kepala Kepolisian (Kapolsek) Sunggal, Kompol Candra Yudha mengatakan, identitas pelaku sudah diketahui, yakni pamannya sendiri dengan inisial R (33).
“Alhamdulillah, pelaku sudah diketahui, ditemukan masih keluarga sendiri, omnya berinisial R, 33 tahun,” ucapnya kepada jurnalis Kompas TV, Dedi Zulkifli Tarigan, Rabu (1/8/2022).
Ia menyebut, saat ini pihaknya telah menyebar personel untuk melacak dan mengejar pelaku.
“Anggota sudah kita sebar, kita sekarang lagi mengejarnya.”
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, dapat ditangkap, dan juga kita memohon kepada warga dan keluarga, masyarakat di sini yang memang mengetahui keberadaan yang bersangkutan untuk melaporkan,” imbuhnya.
Baca Juga: Blokade Jalan Pasar Boswesen Keluarga Korban Penikaman Minta Pelaku Segera Diamankan
Yudha juga menjelaskan, sekolah korban, yakni Sekolah Dasar (SD) Yayasan Baiti Jannati di Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara, diliburkan selama sepekan pascakejadian itu.
Setelah masa libur itu berakhir, siswa yang jadi saksi terjadinya pembunuhan akan mendapat trauma healing.
"Nanti pasti ada edukasi, untuk trauma healing-nya. Kita koordinasi dengan Polda Sumut. Karena ini libur, belum bisa. Nanti pas kegiatan mengajar belajar (KMB) baru ada trauma healing," ucapnya dikutip dari medan.kompas.com.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Baiti Jannati, Waluyo, mengatakan, peristiwa itu terjadi seusai siswa melaksanakan apel pagi.
“Sehabis apel pagi, anak-anak semua masuk ke kelas, terus mereka membaca surat-surat pendek. Bu Santi ini selaku wali kelas biasanya mengajar seperti biasa, nggak ditutup pintunya. Cuma kali ini ditutup,” tuturnya.
“Pintu langsung didobrak, langsung dituju anak tersebut, dan langsung ditusukkan pisau ke jantung, bagian sebelah kiri, lah.”
Saat itu, kata dia, semua menjerit. Dirinya yang mendengar langung keluar dan menuju ruang kelas enam.
“Begitu dengar menjerit-jerit semua, saya keluar. Saya keluar, saya langsung angkat (korban), saya bawa ke rumah sakit,” tambahnya.
Saat itu, ia diantar oleh seorang wali murid yang ada di sekolah, tetapi ia mengaku tidak tahu pasti siapa orang itu.
“Yang ngantar saya pun nggak tahu, orang tua murid itu. Setelah diperiksa di rumah sakit, ternyata di rumah sakit kondisi nggak ada (sudah meninggal, -red).”
“Ketika dari kelas, terus saya bawa, saya bopong, kondisi masih ada (masih hidup, -red). Ya kemungkinan besar (meninggal) pada saat di jalan,” tambahnya.
Baca Juga: Pertikaian Pelajar Berujung Penikaman, Polisi Tangkap 9 Pelaku yang Terlibat
Sementara, kakak korban yang bernama Nadya menjelaskan kronologis kejadian. Menurut Nadya, saat itu ia mengantar SRB ke sekolah.
“Antar ke sekolah naik becak ke sekolahnya. Habis itu, saya turunin ke dekat sekolahnya itu kan.”
“Udah masuk ke sekolah itu, gerbangnya ditutup pun. Ya udah saya pulang, nggak ada firasat apa-apa,” kata dia, Selasa (9/8/2022).
Nady menyebut, sebelum penikaman itu, pamannya tersebut sudah pernah mengancam sang adik, bahkan sampai mencekiknya.
Namun, ia mengaku tidak mengetahui apa masalah yang terjadi antara sang paman dan adiknya.
“Nggak tahu, cuma paklekku ini nyari-nyariin adikku aja gitu, kayak dendam gitu, entah apa masalahnya aku nggak tahu. Tapi tujuannya ngancam keluargaku, gitu.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.