Sebelum berhasil ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya, M ditemukan tewas gantung diri sekitar 20 meter dari rumahnya.
Sebelum dibunuh oleh Mulyadi, ternyata WS sempat diteror oleh pelaku. Bahkan lima hari sebelum pembunuhan terjadi, keluarga WS didampingi ketua RT dan RW setempat berniat melaporkan pelaku ke polisi.
Laporan dilakukan karena M tak henti-hentinya melakukan teror dengan melontarkan ancaman bakal melakukan pembunuhan berantai satu keluarga.
Baca Juga: Pelaku Penembakan Pedagang Kopi di Tol Padalarang Dibekuk
Laporan dilakukan melalui telepon oleh Ketua RT ke bhabinkamtibmas setempat, Aipda Deden Supriadi.
Oleh Dede, keluarga disarankan untuk membuat laporan pengancaman ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolsek Padalarang.
Keluarga pun melapor ke Mapolsek pada Selasa (3/5) malam. Namun pihak SPK dan petugas menyarankan agar masalah tersebut diselesaikan secara mediasi.
Pasalnya, antara M dan Wiwin sempat terjalin hubungan asmara, hingga ada rencana menikah.
Baca Juga: Ibu Muda Mengaku Motornya Dibegal, Ternyata Pura-Pura agar Motor Tak Diambil Leasing, Kini Dipenjara
Namun, WS menyudahi hubungan tersebut dan menolak menikah karena M diduga ringan tangan. M juga disebut kerap melontarkan perkataan yang tidak mengenakkan keluarga dan juga korban.
Mediasi rencananya akan dilakukan oleh ketua RT dan RW setempat. Namun, Polsek juga sempat menghubungi bhabinkamtibmas untuk mencari M.
Rencananya, polisi hendak mempertemukan keluarga korban dan M untuk mediasi terkait teror. Namun, M tak ada di rumah hingga akhirnya ia menyatroni rumah korban dan membunuhnya pada Minggu (8/5).
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.