SURABAYA, KOMPAS.TV - Pemerintah Kota Surabaya bakal memberi sanksi kepada para pelanggar protokol kesehatan (prokes) dengan membawa mereka ke pemakaman Covid-19 di TPU Keputih.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membeberkan, sanksi ini harapannya akan menyadarkan masyarakat akibat terburuk dari melanggar prokes Covid-19.
"Jadi, kalau nanti ada yang melanggar, akan dibawa ke makam Keputih untuk melihat berapa banyak orang Surabaya yang sudah meninggal karena kelalaiannya tidak menjalankan protokol kesehatan," ujar Eri, Sabtu (3/7/2021), dilansir dari Antara.
Baca Juga: Hari Pertama PPKM Darurat, Tempat Wisata di Kota Batu Dipastikan Tutup
Selain itu, Eri menyebut, pelanggar protokol kesehatan di Surabaya juga mesti menginap di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos).
Setelah menginap semalam di Liponsos, para pelanggar prokes itu akan menjalani tes swab untuk memastikan apakah mereka terjangkit Covid-19 atau tidak.
Terkait PPKM Darurat, Pemkot Surabaya bersama tim gabungan TNI-Polri juga mulai menggelar patroli untuk mengecek penerapan protokol kesehatan pada Sabtu malam ini.
Operasi prokes ini sebagai tindak lanjut Surat Keputusan Gubernur Jatim serta Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 15 tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali.
"Jadi, sifatnya kami menindaklanjuti Inmendagri dan Keputusan Gubernur Jatim terkait PPKM Darurat, yang mana di situ diperintahkan TNI-Polri dan Pemda untuk bergerak. Maka, hari ini yang diikhtiarkan adalah memutus mata rantai penyebaran Covid-19," kata Eri.
Menurut Eri, tim patroli gabungan akan menindak masyarakat yang masih berkumpul atau rumah makan yang masih menyediakan tempat duduk pada pukul 20.00 WIB.
Baca Juga: Hari Pertama PPKM Darurat, Satgas Kabupaten Gunung Kidul Tertibkan 7 Bus Wisatawan
"Kami ingin tunjukkan bahwa ini yang terjadi di Kota Surabaya, sehingga paling tidak saya ingin menyentuh hati warga. Jangan sampai dengan tidak menjaga prokes, lalu yang kena orang yang dicintainya," imbuh Eri.
Ia mengajak masyarakat Surabaya, termasuk anak-anak muda untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
“Mungkin mereka (anak-anak muda) itu kuat, tapi kan juga tidak ada yang tahu kalau dia menjadi OTG (orang tanpa gejala), hingga akhirnya bisa menularkan kepada orang-orang tercinta, alangkah sedihnya kalau sudah seperti itu," ujar Eri.
Wali Kota Eri juga memohon maaf pada seluruh warga Surabaya karena banyak kegiatan sementara mesti berhenti selama PPKM Darurat.
Namun, ia menyakinkan warga bahwa hal ini hanya untuk menekan penyebaran Covid-19 yang makin mengganas.
Baca Juga: Momen Ganjar Memarahi Mahasiswa Covid-19 yang Tak Pakai Masker saat Lakukan Isolasi
"Makanya saya mohon kepada warga Surabaya, ayo jalankan ini, sehingga bisa cepat berhenti. Insyallah ini bisa selesai dalam waktu dua minggu, tapi kalau ini tidak dilakukan dengan disiplin, ini pasti akan terus berlanjut," ujarnya.
Ia mengaku tidak ingin perekonomian Surabaya terhenti. Bahkan, ia juga tidak ingin pekerjaan untuk mencari nafkah anak-istri terhenti.
Sebab itu, Eri meminta warga yang bekerja mencari nafkah dan menggerakkan perekonomian tetap mematuhi protokol kesehatan dengan ketat
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.