KARANGANYAR, KOMPAS.TV – Puluhan warga di Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sempat dirawat di rumah sakit setelah menyantap hidangan berbuka puasa. Satu di antaranya meninggal, Senin (10/5/2021) dini hari.
Kejadian itu tepatnya terjadi di Dusun Puntuk Ringin, Desa Gerdu, RT 002 dan RT 003, RW 008. Penyebabnya, diduga mengalami keracunan makanan.
Menurut cerita, warga menyantap makanan yang dibagikan seusai melakukan salat berjemaah, Sabtu (8/5/2021). Ada yang menyantap langsung di masjid, ada pula yang membawanya pulang ke rumah, dilansir dari Kompas.id, Senin (10/5/2021).
Kepala Kepolisian Sektor Karangpandan Inspektur Satu Sri Pujiyanto menjelaskan, makanan yang dibagikan berupa nasi dengan lauk oseng-oseng kacang panjang, tempe bacem, dan telur bacem.
Pembagian makanan buka puasa sudah biasa dilakukan warga sehari-harinya. Setiap hari ada 50-60 bungkus makanan yang dibagikan.
“Pada hari Minggu (9/5/2021), sejak pagi, ada sebagian warga yang merasakan mual-mual dan pusing. Lalu, mereka dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Malam harinya, kembali ada warga yang melaporkan. Diduga, warga keracunan makanan,” kata Pujiyanto.
Baca Juga: Usai Santap Bubur, Puluhan Napi Keracunan Makanan dan Dilarikan ke Rumah Sakit
Dari laporan tersebut, warga dievakuasi, dibawa satu per satu ke puskesmas terdekat dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar.
Total warga yang dievakuasi berjumlah 55 orang. Mereka terdiri dari anak-anak dan lansia. Paling muda berusia 3 tahun, sedangkan paling tua berusia 71 tahun.
Setelah mendapatkan perawatan, sebagian warga diperbolehkan pulang. Hingga Senin siang, berdasarkan data Polsek Karangpandan, masih ada 13 orang yang dirawat di RSUD Karanganyar dan 18 orang dirawat di Puskesmas Karangpandan.
“Pada Senin dini hari, ada yang meninggal satu orang, yaitu Pawiro Darmi. Usianya 71 tahun. Almarhum warga RT 002 RW 008 Desa Gerdu,” terang Pujiyanto.
Lebih lanjut, Pujiyanto mengatakan bahwa kasus tersebut selanjutnya diselidiki oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Karanganyar. Jenazah korban saat ini dalam proses autopsi di rumah sakit.
Sementara itu, Suwarto (47), menantu Pawiro Darmi, menceritakan, mertuanya tak mengalami gejala mencurigakan sewaktu awal memakan takjil tersebut.
Bahkan, Suwarto ikut memakan takjil yang diberikan. Namun, tidak ada satu pun gejala yang dialami para korban turut dialaminya.
“Gejalanya baru dirasakan satu hari setelahnya. Kurang lebih pukul 10.00 atau 11.00, mertua saya menggigil dan muntah-muntah. Itu yang dikeluhkan,” kata Suwarto.
Ia kemudian langsung mengantarkan Pawiro ke RSUD Karanganyar untuk mendapatkan perawatan. Namun, kondisinya terus menurun dan dinyatakan meninggal, Senin dini hari.
Suwarto menambahkan, kegiatan berbagi takjil sudah menjadi kebiasaan rutin di kampungnya. Warga ditunjuk secara bergantian memasak takjil setiap hari.
Satu hari setidaknya ada tiga orang yang ditunjuk. Akan tetapi, kejadian pembagian takjil yang menyebabkan keracunan dan jatuh korban jiwa baru terjadi kali ini.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Keracunan Makanan, Apa yang Harus Dilakukan?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.