PALEMBANG, KOMPAS.TV - Sebanyak 30 orang mantan anggota Front Pembela Islam (FPI) bergabung ke Gerakan Pemuda (GP) Ansor.
Hal itu terjadi di tingkat wilayah GP Ansor Sumatera Selatan (Sumsel).
Baca Juga: Kematian 6 Laskar FPI Dibawa ke Pengadilan Internasional, Ini Kata Komnas HAM
Pengurus Wilayah GP Ansor Sumsel telah mencatat puluhan mantan anggota FPI yang masuk ke organisasi mereka.
Sebagaimana diketahui, FPI telah resmi dibubarkan oleh pemerintah pada 30 Desember 2020.
Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Sumsel, Ahmad Zarkasih mengatakan, siapa pun yang ingin bergabung ke GP Ansor termasuk para mantan anggota FPI diterima.
Sebab, tidak ada perbedaan antara FPI dan GP Ansor soal pemahaman agama Islam.
"Instruksi dari pusat siapapun yang mau bergabung dengan GP Ansor selagi ikut paham kita tentang kebangsaan, dan kenegaraan maka kami akan terima," kata Ahmad Zarkasih, saat pembagian masker di Palembang, Selasa (26/1/2021), seperti dilansir Kompas.com
Zarkasih menjelaskan, GP Ansor merupakan organisasi yang berpegang kepada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan Undang-undang (UU) 45.
Bahkan, jika nantinya ada perbedaan serta ada kelompok yang berusaha mengubah dan berbeda dengan NKRI mereka akan melakukan tindakan tegas termasuk anggotanya sendiri.
"Artinya, semua anggota GP Ansor harus ikut dalam pemahaman yang sama. Gus Dur sempat mengatakan kalau ada yang ingin mengubah atau berbeda dengan NKRI tentu tidak boleh berada di Republik ini. Dan tentunya, mereka akan berhadapan dengan GP Ansor, tokoh agama dan lain sebagainya," jelasnya.
Seperti diketahui, keputusan pemerintah menghentikan kegiatan dan membubarkan organisasi massa FPI disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam pada Rabu (30/12/2020).
Sebelumnya, merespons pelarangan FPI tersebut, GP Ansor meminta para anggota FPI untuk menghormati dan tunduk dengan keputusan pemerintah tersebut.
“GP Ansor juga mengajak kepada eks kader-kader FPI untuk melanjutkan perjuangannya secara baik dengan bergabung di ormas Islam yang memiliki pandangan keislaman moderat (washatiyah)," ujar Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Mohammad Haerul Amri melalui keterangannya di Jakarta, Kamis (31/12/2020), dikutip dari Tribunnews.com
Baca Juga: Datangi GP Ansor, Said Didu Meminta Maaf Terkait Ucapan Soal Menteri Agama
"Cara ini menjadi jembatan terbaik dan bisa menghindari aksi-aksi yang tidak dibenarkan,” kata Mohammad Haerul Amri.
Menurut Haerul Amri, saat ini ada banyak ormas Islam yang bisa menjadi wadah baru bagi para mantan anggota FPI, seperti NU atau Muhammadiyah.
Dia meyakini, dengan tangan terbuka ormas-ormas tersebut akan bersedia menerima niat para eks FPI untuk bergabung.
Selain diakui pemerintah, sejumlah ormas tersebut juga memiliki pandangan keislaman yang washatiyah, sehingga dakwah yang dilakukan mudah diterima masyarakat.
“Mari bersama-sama untuk kembali meneguhkan komitmen kebangsaan kita dengan menciptakan situasi yang damai dan kondusif,” kata dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.