Awal bulan ini, dia menerima pencalonan partai politiknya dan menyatakan dia akan mencalonkan diri sebagai Presiden Filipina dalam pemilihan Mei mendatang.
Dia menuduh pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte, mantan sekutunya, memperburuk korupsi di Filipina.
Dia berjanji mengentaskan kemiskinan dan memperingatkan politisi korup bahwa mereka akan berakhir di penjara.
Kisah hidup Pacquiao yang kaya raya dan karier legendaris membawa kehormatan bagi negaranya di Asia Tenggara, di mana ia dikenal dengan julukan Pacman, People's Champ dan National Fist.
Dia meninggalkan rumahnya yang miskin di Filipina selatan ketika remaja untuk menuju Manila.
Dia melakukan debut tinju profesionalnya sebagai kelas terbang junior pada tahun 1995 pada usia 16 tahun, kemudian berjuang keluar dari kemiskinan untuk menjadi salah satu atlet dengan bayaran tertinggi di dunia.
Baca Juga: Manny Pacquiao Maju Jadi Capres Filipina, Ancam Pejabat Korup di Pemerintahan Duterte
Eddie Banaag, seorang pensiunan berusia 79 tahun, mengatakan, Pacquiao adalah idolanya sebagai petinju dan dia menyaksikan hampir semua pertarungannya. Tapi dia yakin ikon tinju itu seharusnya pensiun lebih awal.
“Dia seharusnya melakukan itu tepat setelah kemenangannya atas (Keith) Thurman,” kata Banaag tentang kemenangan Pacquiao atas Thurman pada 20 Juli 2019, di Las Vegas, pertarungan kedua hingga terakhir Pacquiao.
“Akan lebih baik jika dia mengakhiri karir tinjunya dengan kemenangan daripada kekalahan,” tambahnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Meski begitu, Pacquiao yakin dia akan selalu dikenang sebagai pemenang.
Ratusan juta dolar dalam pendapatan karir dan rekornya di atas ring tidak diragukan lagi.
"Saya tidak akan pernah melupakan apa yang telah saya lakukan dan capai dalam hidup saya," kata Pacquiao, Rabu.
"Saya baru saja mendengar bel terakhir. Tinju sudah berakhir," ujarnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.