Kompas TV nasional peristiwa

Anggota Komisi VI DPR Rachmat Gobel Sebut Pemerintah Lambat Sikapi Kebijakan Tarif Trump

Kompas.tv - 7 April 2025, 10:59 WIB
anggota-komisi-vi-dpr-rachmat-gobel-sebut-pemerintah-lambat-sikapi-kebijakan-tarif-trump
Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi Partai NasDem Rachmat Gobel (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai NasDem Rachmat Gobel menilai pemerintah lambat dalam menyikapi kebijakan tarif resiprokal yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sebab tanda Presiden Donald Trump akan menaikkan tarif resiprokal sudah ditunjukkan sejak pidato kemenangannya pada pelantikan sebagai pemenang Pilpres AS.

Demikian Rachmat Gobel mengkritisi pemerintah perihal kebijakan tarif Trump dalam tayangan Kompas Bisnis di Kompas TV, Senin (7/4/2025).

“Kalau lambat, saya bilang lambat sudah. Sebab waktu Presiden Trump dilantik sudah kelihatan dari pidatonya. Kita sudah segera mengantisipasi tadi, bukan pas pengumuman resminya, pada waktu kita sudah mengantisipasi,” ucap Rachmat.

“Mungkin sebelumnya lagi kita bisa belajar dari terjadinya Covid, itu juga mestinya sudah menjadi satu yang kita sudah berpikir bagaimana industri ke depan, bagaimana lapangan kerjanya,” lanjutnya.

Baca Juga: Prabowo soal Kebijakan Tarif Trump: Kita Memang Harus Berdikari, Karena Itu Kita Punya Danantara

Menteri Perdagangan pada 2014-2025 ini  lebih lanjut menyayangkan, sebab dalam perbincangannya dengan para pejabat di pemerintah yang dipentingkan hanyalah sebatas investasi yang masuk, lapangan kerja, dan ekspor.

“Bukannya bangun industri, bukan yang investasi kita undang untuk itu, ada sesuatu yang dalam kita membangun bagian daripada membangun NKRI,” ucap Rachmat.

Di sisi lain, Rachmat juga menyoroti tentang tingginya bunga bank untuk industri dalam negeri terlepas dari adanya kebijakan tarif Trump.

“Ada kurs aja, ada mikro finance, tidak bisa mendorong usaha kecil kita juga, kan kita konsern pada usaha kecil kan, bagaimana strategi kita dalam membangun industri pangan kita. Buktinya saja kita impor masih tinggi, sektor pangan, bawang masih tinggi,” ujar Rachmat.

Baca Juga: Prabowo Pamer Kinerja 150 Hari Pemerintahannya: Berbagai Kasus Besar Terungkap

“Padahal dulu kita pernah menjadi penghasil kopi besar, coklat banyak, sekarang seperti apa potretnya. Nah inilah kesempatan dengan adanya cerita Trump yang sedang mengglobal, yang sedang jadi euphoria, apa yang harus kita lakukan sekarang untuk menyongsong 100 tahun Indonesia di tahun 2045, masih ada waktu,” lanjutnya.

Namun, kata Rachmat, jika kita tidak melakukan apa pun terhadap kebijakan tarif Trump, maka harapan Indonesia Emas pada 2045 hanya menjadi cerita tanpa realita.

“Kalau sekarang kita nggak lakukan, pada 2045 itu hanya cerita saja,” ujar Rachmat.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x