JAKARTA, KOMPAS.TV - Jelang peralihan tahun 2024 menuju 2025, Indonesia dilanda bencana hidrometeorologi.
Apa itu bencana hidrometeorologi dan apa saja bentuknya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Dilansir dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Bencana hidrometeorologi dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, atau dampak kesehatan lainnya.
Termasuk kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.
Contoh dari bencana hidrometeorologi di antaranya banjir, longsor, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, curah hujan ekstrem, badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, serta kualitas udara buruk.
Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi Landa 33 Titik di Kabupaten Sukabumi, Satu Warga Meninggal
Ada berbagai macam bentuk bencana hidrometeorologi, di antaranya curah hujan ekstrem, banjir, longsor, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta kualitas udara buruk.
Curah hujan ekstrem berarti curah hujan yang jatuh di suatu lokasi tertentu memiliki intensitas tinggi, melebihi batas atas curah hujan biasanya dalam waktu tertentu.
Curah hujan ekstrem dipicu pertumbuhan awan konventif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer tinggi.
Banjir merupakan luapan air yang merendam tanah yang biasanya kering.
Banjir dapat terjadi sebagai limpahan air dari badan air, seperti sungai, danau, atau laut, di mana air melewati atau memecah tanggul yang menyebabkan air keluar batas.
Banjir juga dapat terjadi karena akumulasi air hujan di tanah yang sudah jenuh.
Tanah longsor terjadi ketika tanah atau batuan bergerak ke bawah.
Tanah longsor dapat terjadi di daerah yang memiliki kemiringan lereng yang curam atau landai dengan sudut tertentu, pegunungan, hingga tebing pantai atau di dasar laut.
Sumber : Kompas TV, BMKG
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.