Sesungguhnya, kata Poengky, banyak orang baik di tubuh Polri. Namun, sebanyak 470 ribu anggota terdampak kasus dua mantan Irjen tersebut.
"Banyak yang merasa sudah kerja bagus, tetapi ketika ada kasus Sambo dan kawan-kawan jadi meaningless (tidak berarti). Seperti nila setitik rusak susu sebelanga," ujarnya.
Ia menilai, semangat Kapolri dan anggota dalam meningkatkan citra Polri berhasil meningkatkan kepercayaan masyarakat.
"Kami berterima kasih kepada masyarakat telah membantu melakukan pengawasan kepada Polri, seperti melakukan pengaduan kepada pengawas internal dan eksternal polri," jelasnya.
Poengki menyebut, laporan masyarakat melalui media sosial sangat membantu tugas Kompolnas maupun Polri.
Baca Juga: Survei Nasional Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Negara: TNI Tertinggi, Partai Politik Terendah
"Sebelum 2022, kepercayaan masyarakat terhadap polisi sangat tinggi karena adanya peran Polri dalam kondisi Covid-19. Kemudian jatuh ketika ada kasus Ferdy Sambo," jelasnya.
"Dan ini perlu kami tingkatkan kembali, karena harapan masyarakat kepada polri sangat tinggi karena ini merupakan institusi 24 jam yang mengawas dan melayani serta melindungi masyarakat serta menegakkan hukum," pungkasnya.
Berdasarkan survei lembaga Indikator Politik Indonesia, Polri berada di bawah Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menempati urutan pertama lembaga paling dipercaya publik.
Kemudian Presiden paling dipercaya publik pada urutan kedua dan Kejaksaan Agung di urutan ketiga.
Survei ini dilakukan pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.