"Tapi persoalan yang harus dicatat ya, kami berbeda dengan teman-teman yang menghadirkan Ganjar misalnya. Kenapa? Buat kami, menghadirkan calon presiden yang merupakan petugas partai, dari partai pengusung utama Omnibus Law UU Cipta Kerja, ini justru paradoks dari pernyataan para aktivis."
"Karena kita tahu, selama ini aktivis buruh, narasi, orasi, menolak Omnibus Law Cipta Kerja. Dan ini menjadi antiklimaks, ketika ternyata ada aktivis buruh yang mendukung capres yang merupakan petugas partai yang mendukung Ombinus Law," tandasnya.
Seorang pria bernama Muhammad Qo'ad Af'aul Kirom alias Afan (29) di Gresik, Jawa Timur tega menghabisi nyawa putrinya sendiri, AK atau Z yang masih berusia 9 tahun.
AK tewas mengenaskan bersimbah darah dengan 21 bekas tusukan benda tajam di sebuah kamar kontrakan di Dusun Plampang, Desa Putat, Kecamatan Menganti, Gresik.
Usai ditangkap Polresta Gresik, Afan mengaku dirinya tega membunuh putri kandungnya sendiri lantaran masalah ekonomi.
Baca Juga: Kronologi dan Motif Pria di Gresik Bunuh Putrinya Usia 9 Tahun, Ngaku karena Masalah Ekonomi
"Ekonomi, alasan ekonomi. Saya hanya pekerja wiraswasta konveksi. Ikut kakak saya kerja di konveksi, gaji cuma Rp300.000 seminggu," ujar dia di hadapan awak media di Mapolres Gresik, Sabtu.
"Supaya masuk surga, sebab anak kecil itu kan masih tidak punya dosa. Beda dengan orang dewasa yang sudah banyak dosanya," kata dia.
Sementara itu, saat kejadian, istri Afan atau ibu dari korban sudah pergi selama tiga hari.
"Katanya itu mau mengurus KTP (Kartu Tanda Penduduk), tapi enggak balik," papar Afan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.