Ia menilai, Jokowi juga berperan dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Pertanyaannya, apakah peran Pak Jokowi terutama di KIB dan KKIR itu satu suara dengan Ibu Mega sebagai king-maker berikutnya atau kah beda suara?" ujarnya.
Menurut doktor Ilmu Politik dari Australia National University itu, sejauh ini kepentingan Jokowi dengan Megawati masih tampak tarik-ulur.
"Jadi satu sisi ada titik temu antara dua tokoh ini, tapi di sisi lain juga terlihat ada perbedaan," ujarnya.
Meski merupakan kader PDIP, Buhanuddin menilai, Jokowi juga presiden yang pada titik tertentu punya kepentingan subjektif yang berbeda dari kepentingan Megawati.
"Tapi pada saat yang sama kadang juga sama, jadi lagi-lagi sangat tergantung," imbuhnya.
Ia menduga, kepentingan Jokowi dan Megawati akan sama di titik untuk melanjutkan warisan (legacy) pemerintahan Jokowi dan menekan munculnya capres dari oposisi, yakni Anies Baswedan.
"Saya menduga, pada ujungnya keduanya itu bertemu pada kepentingan untuk melanjutkan legacy Presiden Jokowi dan meminimalisir munculnya capres yang dianggap sebagai antitesa Presiden Jokowi," jelasnya.
Baca Juga: Ini 6 Alasan dan Pertimbangan PPP Usung Ganjar Pranowo sebagai Bakal Calon Presiden di Pilpres 2024
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.