Kompas TV nasional hukum

Terdakwa Pembunuh Berencana Kolonel Priyanto Minta Hukumannya Diringankan karena Ikut Operasi Seroja

Kompas.tv - 10 Mei 2022, 21:35 WIB
terdakwa-pembunuh-berencana-kolonel-priyanto-minta-hukumannya-diringankan-karena-ikut-operasi-seroja
Perwira menengah TNI Kolonel Infanteri Priyanto saat memberikan keterangan sebagai terdakwa kasus pembunuhan dua remaja sipil di Nagreg, Jawa Barat, di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (7/4/2022) (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap sejoli Handi Saputra dan Salsabila, Kolonel Priyanto meminta kepada majelis hakim agar dapat meringankan hukumannya.

Demikian hal itu disampaikan oleh anggota tim penasehat hukum terdakwa, Letda Chk Aleksander Sitepu.

Baca Juga: Kolonel Priyanto Dituntut Penjara Seumur Hidup, Orang Tua Handi: Dihukum Seberatnya, Hukuman Mati!

Melalui Aleksander, Kolonel Priyanto meminta hakim dapat melihat pengabdiannya selama menjadi anggota TNI untuk NKRI.

Aleksander menuturkan bahwa kliennya pernah terlibat dalam Operasi Seroja di Timor Timur.

Karena pengabdiannya itulah, agar hakim mempertimbangkan hukuman terdakwa dapat diringankan.

“Terdakwa pernah mempertaruhkan jiwa raganya untuk NKRI melaksanakan tugas operasi di Timor-Timur (Operasi Seroja),” kata Aleksander saat membacakan pleidoi di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Jakarta Timur, Selasa (10/5/2022).

Selain itu, Aleksander mengatakan bahwa Kolonel Priyanto juga pernah menorehkan prestasi lainnya.

Baca Juga: Penyesalan Kolonel Priyanto Pembuang Handi-Salsabila: Saya Tidak Tahu Ada Setan dari Mana ...

Ia disebut pernah meraih tanda jasa berupa Satyalancana Kesetiaan 8 tahun, 16 tahun, 24 tahun, dan Satyalancana Seroja.

Lebih lanjut, Aleksander menilai, tim penasihat hukum telah menyaksikan sendiri bahwa kliennya sejak awal masa persidangan telah berusaha bersikap baik.

Serta, lanjut Alexander, kliennya juga menghormati setiap proses persidangan yang berada dalam kewenangan majelis hakim.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah Kolonel Priyanto tetap tegar menghadapi hari-hari dalam menjalani proses peradilan yang melelahkan, baik fisik dan jiwa.

Baca Juga: Ahli Forensik: Peluang Hidup Handi Cukup Besar Andaikan Kolonel Priyanto Tidak Membuangnya ke Sungai

“Terdakwa sangat sopan dan sangat mengindahkan tata krama militer selama persidangan,” ujar Aleksander.

Berikutnya, hal lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan karena Kolonel Priyanto merupakan kepala rumah tangga dan tulang punggung keluarga.

Karena itu, kata Alexander, yang bersangkutan masih mempunyai beban tanggung jawab terhadap empat anaknya yang cukup berat bagi terdakwa beserta keluarganya.

Di samping itu, tutur Aleksander, Kolonel Priyanto sangat menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Baca Juga: Ahli Forensik: Kolonel Priyanto Buang Handi ke Sungai dalam Kondisi Masih Hidup, tapi Tidak Sadar

“Terdakwa belum pernah dihukum, hukuman disiplin maupun pidana,” ucap dia.

Dalam pleidoinya, Kolonel Priyanto menolak dakwaan pasal pembunuhan berencana dan penculikan terhadap Handi dan Salsabila karena tidak terbukti.

Pada kasus tersebut, Priyanto dituntut penjara seumur hidup.

Selain itu, Priyanto juga dituntut pidana tambahan berupa pemecatan dari dinas kemiliterannya di TNI.

Kolonel Priyanto dinilai telah melanggar Pasal Primer 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana jo Pasal 55 Ayat (1) KUHP tentang Penyertaan Pidana, Subsider Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, jo Pasal 55 Ayat (1) KUHP.

Baca Juga: Jasad Handi dan Salsabila Ternyata Sempat Dimakamkan sebelum Dijemput Keluarga

Subsider pertama Pasal 328 KUHP tentang Penculikan juncto Pasal 55 Ayat (1 ) KUHP, subsider kedua Pasal 333 KUHP Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang juncto Pasal 55 Ayat (1) KUHP.

Subsider ketiga Pasal 181 KUHP tentang Mengubur, Menyembunyikan, Membawa Lari, atau Menghilangkan Mayat dengan Maksud Menyembunyikan Kematian jo Pasal 55 Ayat (1) KUHP.




Sumber : Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x