“Oleh sebab itu, dalam menyambut Nataru yang akan datang sebentar lagi, pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi dan Protokol Kesehatan utamanya di tempat kerumunan. Selain itu Pemerintah akan terus menggenjot percepatan vaksinasi terutama vaksinasi lansia di wilayah yang tingkat vaksinasi umum dan lansia nya masih di bawah 50 persen,” katanya.
Selain itu lanjutnya dia, Pemerintah akan terus memperkuat aktivitas pengetesan dan pelacakan oleh TNI/Polri dan penemuan kasus aktif, serta memasukkan pasien yang positif ke karantina terpusat untuk mencegah penyebaran di level keluarga.
Baca Juga: Bupati Kudus Imbau ASN Tidak Terima Tamu Dari Luar Kota Saat Libur Nataru
DIberitakan sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk siaga menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sebab, kata Wiku, berdasarkan analisis data, Indonesia selalu mengalami tren kenaikan kasus pada libur panjang.
Hal ini setidaknya sudah terjadi tiga kali, yakni pada libur Hari Raya Idul Fitri 2020, libur kolektif Maulid Nabi dan Natal tahun 2020, dan Libur Idul Fitri 2021.
"Kenaikan kasus tidak hanya terjadi pada kenaikan kasus harian, namun juga pada mingguan yang berlangsung cukup lama, meskipun berhasil diturunkan," kata Wiku dalam konferensi pers virtual yang disiarkan kanal YouTube KOMPAS TV, Kamis (11/11/2021).
Wiku menyebut, tren kenaikan kasus pada setiap periode libur ini dapat dikatakan cukup kompleks karena disebabkan oleh empat pemicu.
Penyebab pertama, lanjut dia adalah peningkatan mobilitas selama libur yang tidak disertai dengan upaya testing yang cukup.
"Pemberlakuan kewajiban testing merupakan hal yang sangat krusial mengingat, testing adalah langkah preventif untuk memastikan pelaku perjalanan dalam kondisi sehat, sehingga tidak menularkan virus ke daerah tujuannya," katanya.
Kedua, masyarakat yang abai penerapan protokol kesehatan (prokes), baik selama rangkaian perjalanan maupun saat aktivitas liburan.
Selanjutnya, tradisi berkumpul baik dari sesi makan bersama hingga tradisi keagamaan yang secara alamiah meningkatkan peluang penularan Covid-19 karena menimbulkan kerumunan.
Keempat, adanya peningkatan aktivitas di tempat belanja, tempat rekreasi, dan fasilitas publik lain yang tidak disertai dengan penerapan dan pengawasan prokes.
"Berdasarkan analisis tersebut, saya minta pemerintah daerah, seluruh lapisan masyarakat untuk bersikap siaga dalam menyongsong periode libur Natal dan Tahun Baru," ujarnya menegaskan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.