JAKARTA, KOMPAS.TV - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa operasi pemulangan atau evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Afghanistan bukan misi yang mudah. Hal itu mengingat situasi yang terus berubah dan berkembang di lapangan.
Meski demikian, tim evakuasi berhasil memulangkan 26 WNI kembali ke Tanah Air, beserta dua warga negara Afghanistan, dan lima warga negara Filipina.
Mereka berangkat dari Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, pada Jumat (20/8/2021) pukul 07.10 waktu setempat, dan tiba kembali di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada hari ini, Sabtu 21 Agustus 2021.
Tim evakuasi sendiri terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Baca Juga: Jelaskan Proses Evakuasi 26 WNI dari Afghanistan, Menlu Retno: Tidak Mudah dan Perlu Koordinasi Kuat
“Dengan mengucap syukur, alhamdulillah pagi ini misi evakuasi dari Kabul ke Tanah Air Indonesia dapat dilaksanakan dengan aman sesuai dengan rencana,” kata Panglima TNI Hadi Tjahjanto saat jumpa pers, usai menyaksikan langsung pendaratan pesawat TNI AU yang mengangkut puluhan WNI dari Afghanistan, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.
Panglima TNI, yang berdiri di samping Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, menyampaikan banyak masalah yang dihadapi oleh tim evakuasi saat operasi.
Oleh karena itu, ia berterima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan oleh para pihak, sehingga operasi evakuasi WNI itu berhasil dilakukan.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia atas keberhasilan misi evakuasi WNI di Kabul yang tidak ringan, karena banyak masalah di lapangan yang kami hadapi, dinamika yang kami hadapi. Namun, semua bisa dilaksanakan dengan baik berkat kerja sama antarkementerian dan lembaga, sehingga operasi ini bisa berjalan dengan aman dan lancar,” ujar Panglima TNI.
Ia juga menyampaikan seluruh awak pesawat yang bertugas memulangkan para WNI, saat ini telah menjalani pemeriksaan di ruangan khusus kru.
Para penumpang pesawat lainnya juga langsung menjalani aturan protokol kesehatan sebagaimana yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Retno Marsudi menambahkan, pemerintah memutuskan menggunakan pesawat militer untuk memulangkan puluhan WNI di Afghanistan demi memastikan keamanan dan keselamatan WNI.
Pesawat TNI Angkatan Udara itu berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma pada 18 Agustus 2021, sekitar pukul 06.00 WIB.
Rute yang ditempuh pesawat untuk mencapai Kabul, Afghanistan, yaitu Jakarta, Aceh, Kolombo di Sri Lanka, Karachi di Pakistan, Islamabad di Pakistan, dan Kabul tepatnya di Bandara Hamid Karzai, Afghanistan.
Baca Juga: 5 WN Filipina dari Afghanistan Turut Dievakuasi Bersama WNI, Menlu: Ini Kewajiban Kemanusiaan
Menteri Luar Negeri RI menerangkan, kerumitan yang dihadapi oleh tim evakuasi untuk mengurus izin lintas udara dan izin pendaratan di Bandara Hamid Karzai, Kabul.
Izin pendaratan sempat diberikan pada 19 Agustus 2021 pukul 04.10, tetapi izin itu ditarik oleh otoritas setempat karena situasi yang tidak kondusif.
Izin pendaratan pun diberikan oleh otoritas di Kabul pada 20 Agustus dini hari, dan pesawat TNI AU mendarat di Bandara Hamid Karzai pada 05.17 waktu setempat.
"Proses evakuasi mulanya direncanakan berlangsung selama 30 menit, tetapi operasi itu pun berjalan selama dua jam," ujar Retno Marsudi.
Pesawat TNI AU pun menempuh rute yang sama sampai akhirnya tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu sekitar pukul 03.30 WIB.
Persiapan Matang
Retno juga mengakui bahwa proses evakuasi 26 WNI dari Afghanistan dirancang dan dipersiapkan dengan secara hati-hati dan low key.
"Rencana evakuasi ini dirancang dan dipersiapkan dengan matang selama beberapa hari secara hati-hati dan low key," kata Retno.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa kehati-hatian dan sifat low key ini diperlukan mengingat adanya dinamika lapangan yang sangat tinggi dan situasi yang 'sangat cair'.
"Semua kehati-hatian ini harus kita lakukan demi keselamatan WNI dan evacuee lainnya serta demi kelancaran misi evakuasi secara keseluruhan," tegas Retno.
Baca Juga: Jadi Buruan Taliban dan Ditolak Inggris, Penerjemah Afghanistan: Saya akan Dibunuh
Retno juga bersyukur seluruh WNI yang dievakuasi dari Afghanistan dapat mendarat dengan selamat di Tanah Air.
Menurut dia, 26 WNI tersebut terdiri dari 16 staf KBRI Kabul dan 10 WNI non staf KBRI.
Sementara 7 warga negara non WNI yang turut dibantu pemerintah Indonesia untuk keluar dari negara tersebut, terdiri dari 5 warga negara Filipina dan 2 warga negara Afghanistan (Suami dari WNI dan staf lokal KBRI).
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.