JAKARTA, KOMPAS.TV – Densus 88 Antiteror mengirim 26 tersangka terorisme dari Sulawesi ke Jakarta untuk melanjutkan proses hukum.
26 tersangka terorisme tersebut tiba di Bandara Soekarno Hatta, menggunakan Pesawat Lion Air, Kamis (4/2/2021). Sebanyak 19 di antara para terduga teroris tersebut ditangkap pada 6 dan 7 Januari 2021 di Makassar.
Karopenmas Polri Brigadir Pol Jenderal Rusdi Hartono menjelaskan hasil pemeriksan, 19 terduga teroris ini diketahui aktif sebagai anggota Front Pembela Islam (FPI) Makassar.
Baca Juga: Polri: Kelompok Teroris Gorontalo Merencakanan Sejumlah Penyerangan
Mereka ikut dalam setiap kegiatan yang digelar FPI Makassar.
"Jadi 19 tersangka teroris ini seluruhnya terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang rutin dilaksanakan FPI di Makassar," ujar Rusdi saat jumpa pers di Bandara Soekarno Hatta.
Rusdi menambahkan 19 terduga teroris Makassar ini bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi kepada ISIS.
Kelompok Makassar ini memiliki rencana kegiatan yang akan mengganggu Kamtibmas.
Baca Juga: Terungkap! Anggota FPI Tersangka Teroris Akui Berbaiat ke ISIS
“Kelompok ini memiliki mental untuk melakukan bom bunuh diri,” ujar Rusdi.
Lebih lanjut Rusdi menjelaskan dari 19 tersangka terorisme tersebut terdapat anak dari pasangan suami istri Rullie Rian Zeke dan Ulfa Handayani Saleh, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral di Jolo Filipina pada 2019 lalu.
Anak dari keluarga Rullie Rian Zeke ini ikut ditangkap tim Densus 88 di Makassar pada 6 dan 7 Januari 2021 lalu.
Baca Juga: 5 Terduga Teroris Diduga Terlibat Aksi Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan
Menurut Rusdi, seluruh keluarga Rullie Rian Zeke dan Ulfa Handayani Saleh terlibat dalam jaringan teroris JAD.
Dari lima anak keluarga Rullie Rian Zeke, satu di antaranya ditahan oleh pihak keamanan Filipina karena terlibat aksi terorisme.
Dua orang anak Rullie Rian Zeke bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Kemudian satu orang masih ada di Surah dan satu ditangkap tim Densus 88 Antiteror di Makassar.
Selain anak dan istri, menantu Rullie Rian Zeke bernama Andi Baso juga masuk dalam jaringan teroris.
Baca Juga: Dialog: Seberapa Besar Dugaan Keterlibatan WNI dalam Teror Bom Filipina?
Andi Baso terlibat pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda, Kalimantan Timur pada 2016. Andi Baso jugalah yang memasukkan Rullie Rian Zeke dan Ulfa Handayani ke Filipina secara ilegal.
“Jadi di kelompok ini ada ibu bapak dan menantu terlibat dalam aksi terorisme,” ujar Rusdi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.