JAKARTA, KOMPAS.TV – Deklarator Partai Ummat Amien Rais menyambut baik deklarasi aktifnya Partai Masyumi.
Ia mendorong agar partai yang Berjaya di era Orde Lama itu mempersiapkan diri serta melengkapi syarat administrasi yang diperlukan.
Amien menyatakan tak masalah jika nanti akan ada partai lain yang akan dideklarasikan. Mantan Ketua MPR ini yakin setiap partai memiliki pengikut.
Baca Juga: Partai Masyumi Kembali Dideklarasikan
Ia juga tak keberatan jika nantinya Partai Ummat akan bergabung dengan Masyumi, atau sebaliknya.
"Kalau saya misalnya, Masyumi lebih besar, Partai Ummat saya bubarkan untuk Masyumi. Tapi, kalau Partai Ummat lebih besar, please join us," ujar Amien di acara tasyakuran milad ke-75 serta deklarasi Partai Masyumi yang disiarkan secara daring pada Sabtu (7/11/2020).
Di kesempatan yang sama Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) A Cholil Ridwan mengaku telah mengajak Amien Rais untuk bergabung ke Masyumi. Permintaan itu disampaikan dalam forum tasyakuran milad ke-75 sekaligus deklarasi Partai Masyumi.
Menurutnya, Amien merupakan tokoh reformasi yang telah menjalani proses politik yang begitu panjang mulai masih aktif di Muhammadiyah, ikut membidani lahirnya Partai Bulan Bintang (PBB), menjadi Ketua Dewan Kehormatan PAN hingga mendeklarasikan Partai Ummat.
Baca Juga: Partai Masyumi Bangkit Lagi, Amien Raiz dan Rizieq Diajak Gabung
"Jadi mari kita doakan agar Pak Amien sadar beliau adalah Natsir muda. Saya yakin apabila Partai Ummat bergabung dengan Masyumi, akan didukung oleh anggota Muhammadiyah, karena mayoritas anggota Muhammadiyah inginnya ada partai Islam ideologis," ujar Cholil.
Selain Amien tokoh Islam yang menghadiri deklarasi partai ini, di antaranya Ketua Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (Masyumi Reborn) Masri Sitanggang, mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua.
Berjaya di pemilu pertama
Majelis Syuro Muslimin Indonesia merupakan kepanjangan dari Masyumi, partai politik Islam terbesar yang pernah berdiri di Indonesia.
Baca Juga: Amien Rais Bentuk Partai Ummat Pasca Keluar dari PAN, Ini Penjelasannya
Partai ini didirikan pada 7 November 1945 oleh Soekiman Wirjosandjojo, Mohammad Natsir, dan Prawoto Mangkusasmito. Organisasi Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dahulu merupakan bagian dari partai ini.
Dalam pemilu pertama Indonesia, tahun 1955, Masyumi meraih suara tertinggi kedua. Sekitar 50 persen suara pemilih Masyumi berasal dari luar Jawa.
Masyumi sangat berpengaruh sebagai partai Islam terpopuler saat itu. Citranya sebagai partai Islam modern memikat pemilih di luar Jawa, terutama di daerah yang dominan dengan pemeluk agama Islam.
Sebagai partai yang berpengaruh saat itu, Masyumi menguasai parlemen dan pemerintahan. Tercatat dua tokohnya sebagai pemimpin kabinet pemerintahan. Seperti Muhammad Natsir dan Burhanuddin Harahap.
Baca Juga: DPP PAN Yakin Cuma Sedikit Kader yang Pindah ke Partai Ummat
Namun usia partai ini tidak lama. Pada tahun 1960, Presiden Soekarno membubarkan, dan melarang partai ini ada.
Hal ini lantaran beberapa anggota Masyumi menyokong pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PPRI) melawan pemimpin pemerintahan yang sah saat itu, Soekarno.
Setelah pelarangan ini, para anggota dan pengikut Masyumi mendirikan Keluarga Bulan Bintang. PBB yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra merupakan representasi dari Keluarga Bulan Bintang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.