Kondisi ini ditandai darah di dalam tubuhnya cenderung menggumpal sehinga saat mengalir di dalam tubuh dan melewati pembuluh darah yang lebih kecil atau lebih sempit.
Darah tersebut akan menyangkut dan menyumbat. Anak-anak yang mengidap talasemia juga bisa terkena stroke.
Alasannya, hemoglobin (Hb) pada penderita talasemia cenderung rendah. Hal tersebut bisa memicu stroke.
3. Penyumbatan pada Pembuluh Darah
Penyumbatan pembuluh darah juga menjadi salah satu pemicu stroke pada usia muda.
Kelainan yang dapat menyebabkan kondisi ini terjadi pada penyakit takayusu dan moyamoya.
Takayusu adalah penyakit di mana pembuluh darah pada otak menyempit atau buntu sama sekali.
Sedangkan moyamoya adalah penyempitan pembuluh darah di area leher menuju otak.
Jika salah satunya terjadi, dapat meingkatkan potensi stroke di usia muda.
4. Arteriovenous Malformation (AVM)
Orang dengan kondisi seperti ini biasanya terjadi kelainan pembentukan arteri dan vena.
AVM merupakan kondisi di mana anyaman dengan dinding tipis yang mudah sekali pecah.
Sehingga menyebabkan perdarahan di otak dan sumsum tulang belakang.
Perdarahan inilah yang menyebabkan stroke hemoragik.
Baca Juga: Waspada 5 Bahaya Konsumsi Eh Teh Manis Berlebihan, dari Berat Badan Naik hingga Stroke
5. Aneurisma
Pada penderita Aneurisma, pembuluh darah akan membesar seperti balon.
Namun, pembuluh darah juga akan menipis, sehingga mudah pecah.
Jika pembuluh darah di dalam otak pecah, maka akan terjadi perdarahan yang berujung pada stroke hemoragik di usia muda.
6. Hemofilia
Hemofilia adalah salah satu kelainan yang mungkin terjadi pada pembekuan darah.
Kondisi seperti ini merupakan kelainan bawaan langka yang dapat menyebabkan darah sulit membeku dan menyebabkan seseorang mudah mengalami perdarahan.
Hal yang dikhawatirkan adalah saat kelainan tersebut terjadi di otak, sehingga penderita mengalami stroke hemoragik.
7. Kelainan Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
ITP adalah kelainan yang mneyebabkan jumlah trombosit atau keping darah yang ada dalam tubuhnya akan sangat rendah.
Hal ini menyebabkan penderita mudah mengalamai pendaharan di kepala saat ada benturan atau sesuatu yang mengguncang kepalanya.
Hal tersebut terjadi karena jumlah keping darah yang seharusnya bisa menutup kebocoran akibat benturan atau guncangan itu tidak mencukupi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.