DAMASKUS, KOMPAS.TV - Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa mengecam rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menguasai Jalur Gaza dan mengusir jutaan penduduk Palestina. Ahmed Al-Sharaa menyebut rencana Trump sebagai "kejahatan serius yang akhirnya akan gagal."
Rencana Trump mengambil alih Gaza sebelumnya telah dikritik berbagai pihak dan disebut sebagai pembersihan etnis. Trump beralasan penduduk Palestina harus "dipindahkan" karena kehancuran yang ditinggalkan Israel.
Ahmed Al-Sharaa menyatakan bahwa berbagai negara telah berupaya mengusir bangsa lain dari Tanah Air mereka. Namun, upaya-upaya pengusiran tersebut disebutnya selalu gagal.
Baca Juga: Trump Ingin AS Kuasai Gaza, Organisasi Palestina: Deklarasi Perang terhadap Rakyat Kami
"Saya yakin tidak ada kekuatan yang bisa mengusir rakyat dari tanahnya. Banyak negara telah mencobanya dan semuanya gagal, khususnya dalam perang akhir-akhir ini di Gaza selama satu setengah tahun terakhir," kata Al-Sharaa dikutip Al Jazeera Selasa (11/2/2025).
"Lebih dari 80 tahun konflik ini, seluruh upaya mengusir mereka telah gagal; mereka yang pergi menyesali keputusannya. Pelajaran dari Palestina adalah setiap generasi telah menyadari pentingnya mempertahankan tanah mereka."
Kritikan pemimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) itu terhadap Trump disuarakan ketika militer Israel berkeinginan mempertahankan kehadiran pasukan secara permanen di Suriah.
Israel dilaporkan telah menerjunkan setidaknya tiga brigade di perbatasan Suriah-Israel. Media Israel Army Radio melaporkan Tel Aviv telah melanjutkan "konstruksi tahap lanjut" di zona militer yang ditetapkan di Suriah.
Militer Israel diketahui mencaplok sebagian Dataran Tinggi Golan, Suriah usai pemberontak yang dipimpin HTS merebut Damaskus pada 7 Desember 2024 lalu. Wilayah yang dicaplok Israel adalah zona yang sebelumnya diisi garnisun Suriah.
Pasukan Suriah meninggalkan posnya usai rezim Bashar Al-Assad jatuh. Israel pun berencana mendirikan pemukiman ilegal di wilayah tersebut.
Pada Desember 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pihaknya telah menyetujui "pengembangan demografis" di Golan. Pengembangan ini rencananya akan melipatgandakan populasi Israel di daerah yang direbut dari Suriah.
Baca Juga: Hamas Murka Trump Ingin Beli dan Kuasai Gaza, Sebut sebagai Bukti Ketidakpedulian terhadap Palestina
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.