SEOUL, KOMPAS.TV - Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk-yeol kembali memilih bungkam dan menolak hadir saat diminta datang untuk diperiksa dan ditanyai.
Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) telah memerintahkannya untuk hadir dalam pemeriksaan lebih lanjut pada Jumat (17/1/2025) pukul 10 pagi waktu setempat.
Pemanggilan ini menjadi yang kedua setelah sebelumnya ia tak datang saat dipanggil, Kamis (16/1/2025), terkait alasan kesehatan.
Baca Juga: Presiden Yoon Suk-yeol Ditangkap KPK Korsel: Saya Bersedia Ditangkap untuk Hindari Pertumpahan Darah
“Presiden tak akan hadir ke CIO hari ini,” kata pengacara Yoon Suk-yeol, Seok Dong-hyeon dikutip dari Yonhap.
“Ia menyatakan secara menyeluruh posisi dasarnya selama pemeriksaan CIO pada hari pertama dan tak melihat alasan atau kebutuhan untuk menanggapi jenis interogasi tanya-jawab,” tambahnya.
Yoon Suk-yeol sendiri telah ditahan di pusat penahanan sejak Rabu (15/1/2025) malam setelah para penyelidik menangkapnya di kediamannya.
Mereka pun kemudian membawa Yoon Suk-yeol ke kantor CIO di Gwacheon, sebelah selatan Seoul, untuk menjalani pertanyaan selama 10 jam.
Yoon Suk-yeol mengajukan permintaan ke Pengadilan Distrik Pusat Seoul untuk meninjau legalitas penahanannya.
Tetapi, pengadilan tersebut menolak permintaan tersebut, sehingga ia tetap ditahan.
Baca Juga: Netanyahu Kubur Harapan Gencatan Senjata di Gaza: Tak Akan Ada sampai Hamas Terima Semua Syarat
CIO pun diperkirakan bakal mengajukan surat perintah untuk penahanan Yoon Suk-yeol secara resmi sebelum batas waktu 48 jam berakhir pada Jumat malam.
Yoon Suk-yeol sendiri ditangkap setelah mengumumkan darurat militer pada 3 Desember lalu.
CIO menyelidiki adanya kemungkinan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasan dalam Darurat Militer yang diumumkannya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.