PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pejabat militer Korea Utara mengungkapkan bahwa kabar kematian tentara rezim Kim Jong-un di Rusia jangan sampai tersebar.
Ia menegaskan bahwa hal tersebut tak boleh sampai terjadi karena berpotensi memicu rumor dan kegelisahan individu.
Bahkan, jasad dari tentara Korea Utara yang tewas di Rusia tak akan dikembalikan.
Baca Juga: Langkah Berani Uni Eropa, Aset Rusia yang Dibekukan Diberikan ke Ukraina Rp48 Triliun
Sebelumnya, Gedung Putih mengungkapkan pada akhir Desember bahwa sekitar 1.000 tentara Korea Utara telah terbunuh atau terluka di Rusia.
Sedangkan intelijen Korea Selatan mengungkapkan 10.000 tentara Korea Utara dikerahkan ke Kursk, Rusia dan sekitar 1.000 di antaranya telah tewas dan terluka.
Seorang pejabat militer Korea Utara yang tak disebut identitasnya mengungkapkan bahwa rezim Kim Jong-un sudah tahu tentang hal itu.
“Negara telah menerima laporan tentang situasi tersebut, yang disampaikan dan dilaporkan seperti biasa melalui sistem komando militer,” ujarnya dikutip dari Daily NK, Kamis (9/1/2025).
Meski begitu, ia menegaskan bahwa pejabat Korea Utara berusaha agar kabar tersebut tak menyebar di dalam militer.
“Kegiatan indoktrinasi sedang direncanakan di Korps Badai dan unit lain tempat personel tempur dikirim ke Rusia karena pihak berwenang memperkirakan potensi rumor dan kegelisahan individu,” ujarnya.
Menurutnya, pihak militer telah melakukan langkah untuk menjaga stabilitas psikologis militer setelah perang berakhir.
“Pihak berwenang telah merencanakan tiga atau empat cara tahap bagi individu terkait untuk membangkitkan patriotisme di tempat-tempat yang ditunjuk dalam militer, oleh sektor-sektor khusus, oleh unit-unit mereka dan negara,” ujarnya.
“Kami akan mengendalikan situasi menggunakan rencana kegiatan politik dan kegiatan propaganda dan indoktrinasi,” tambahnya.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Disebut Usir Warga Rusia dari Rumahnya, Dipakai untuk Sembunyi
Ia juga mengungkapkan bagaimana nasib jasad-jasad tentara Korea Utara yang tewas.
“Pada prinsipnya, jasad mereka tak akan pernah dikembalikan dengan keputusan yang dibuat bahwa jenazah mereka yang dikremasi akan dibawa pulang,” ucapnya.
“Namun kami mungkin tak selalu dapat memproses jasad dengan cepat, tergantung pada keadaan perang,” tambahnya.
Sumber : Daily NK
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.