Baca Juga: Putin Sebut Pelaku Terorisme Moskow Hendak Kabur ke Ukraina, Tuduh Kiev Siap Beri Jalan
Konfirmasi Amerika Serikat
Seorang pejabat AS memberi tahu The Associated Press bahwa intelijen AS mengklaim IS-K, afiliasi Asia Tengah dari ISIS, bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, mencatat IS-K atau ISIS Khorasan telah lama menargetkan Rusia.
FSB Rusia juga mengklaim mereka telah mencegah serangan oleh kelompok yang sama yang ditujukan kepada sebuah sinagoge di Moskow hanya beberapa minggu yang lalu.
Siapa ISIS-K atau ISIS-Khorasan?
IS-K mengambil namanya dari Provinsi Khorasan, sebuah wilayah yang meliputi sebagian besar Afghanistan, Iran, dan Asia Tengah pada Abad Pertengahan.
Kelompok ini dimulai dengan beberapa ratus pejuang Taliban Pakistan yang mencari perlindungan di Afghanistan setelah diusir oleh operasi militer Pakistan.
IS-K memiliki ribuan anggota dan merupakan musuh utama Taliban di Afghanistan. Mereka bertanggung jawab atas serangan-serangan mematikan di Afghanistan dan di luar negeri, termasuk serangan bunuh diri di bandara Kabul pada Agustus 2021 dan serangan bom di Kerman, Iran, pada Januari yang menewaskan puluhan orang.
Ciri Khas Serangan ISIS
Olivier Guitta, seorang ahli keamanan, menyatakan banyak hal yang mendukung klaim ISIS, termasuk ancaman yang telah mereka lontarkan secara khusus kepada Rusia.
Dia juga menyoroti bahwa serangan terjadi hari Jumat selama bulan suci Ramadan, yang sering menjadi waktu favorit bagi para pelaku untuk melancarkan aksi mereka. Serangan tersebut juga terjadi di sebuah gedung konser, mirip dengan serangan terhadap teater Bataclan di Paris pada tahun 2015 dan Arena Manchester pada tahun 2017.
Menurut Guitta, penargetan gedung konser juga sejalan dengan taktik yang sering digunakan kelompok tersebut untuk menimbulkan ketakutan dan menciptakan kerusuhan di tengah-tengah masyarakat.
Baca Juga: AS Kantongi Informasi Serangan Teroris di Rusia Sejak Awal Maret
Peringatan dari Amerika Serikat
Sebelum serangan terjadi, Kedutaan Besar AS di Moskow telah mengeluarkan peringatan keamanan kepada warganya pada tanggal 7 Maret, menyatakan bahwa mereka memantau laporan tentang rencana kelompok ekstremis untuk menyerang pertemuan besar di Moskow, termasuk konser-konser.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam peringatan tersebut sebagai upaya untuk menakuti warga Rusia. Meskipun demikian, serangan mematikan itu terjadi sedikit lebih dari dua minggu setelah peringatan tersebut dikeluarkan.
Tuduhan di Tengah Perang Ukraina
Setelah serangan terjadi, Putin menyatakan bahwa otoritas Rusia telah menahan total 11 orang terkait serangan tersebut, termasuk empat tersangka pelaku langsung. Namun, Ukraina menolak tuduhan Rusia dan menganggapnya sebagai upaya untuk menyalahkan negara lain dan memperkuat propaganda anti-Ukraina di dalam negeri.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Ukraina menuduh rezim Rusia terlibat dalam serangan tersebut. Mereka menegaskan bahwa tidak ada batasan bagi rezim Putin dan siapapun yang akan digunakan sebagai kambing hitam demi kepentingan politiknya.
Konflik retorika antara Rusia dan Ukraina semakin memanas seiring berlanjutnya penyelidikan atas serangan mengerikan ini. Meskipun begitu, penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini dan membawa para pelaku keadilan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.