Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa, menuduh Borrell memutarbalikkan fakta.
Hamas menyatakan pernyataan Uni Eropa sebagai "pembalikan fakta" agar Israel dapat "melakukan lebih banyak kejahatan terhadap anak-anak dan warga sipil yang tak berdaya."
Hamas mendesak Borrell untuk menarik pernyataannya yang "melampaui batas dan tidak manusiawi."
Negara-negara Uni Eropa tidak menyuarakan seruan gencatan senjata.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengaku memahami "dorongan untuk gencatan senjata."
Tetapi dia mengatakan mereka yang mengupayakan gencatan senjata harus menjawab pertanyaan, "misalnya, bagaimana permintaan gencatan senjata, secara tajam, dan sekarang dalam situasi mengerikan ini dapat menjamin keamanan Israel? Apa yang terjadi dengan 200 sandera, dan siapa yang bernegosiasi dalam situasi di mana negosiasi tampaknya hampir tidak mungkin?"
Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan angkatan laut Israel menyerang salah satu fasilitasnya di selatan Jalur Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
Hal itu terjadi, meski UNRWA telah membagi koordinat lokasi mereka kepada pihak-pihak yang bertikai.
UNRWA mengatakan serangan yang terjadi pada Minggu (12/11/2023) itu menyebabkan "kerusakan signifikan" pada wisma mereka di Rafah.
Tidak ada korban dalam serangan itu karena staf PBB telah meninggalkan lokasi 90 menit sebelum serangan terjadi.
"Serangan baru-baru ini sekali lagi mengindikasikan tidak ada lokasi yang aman di Gaza. Tidak di utara, tidak di wilayah tengah, dan tidak di selatan," ungkap Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini, dikutip dari Al Jazeera.
Sumber : Associated Press, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.