Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengucapkan selamat kepada Timor Timur, yang juga dikenal sebagai Timor-Leste, atas "pemilihan yang bebas, adil, dan transparan".
"Pemilihan ini mencerminkan komitmen rakyat Timor-Leste terhadap demokrasi dan proses politik yang damai, dan menjadi inspirasi bagi demokrasi di seluruh dunia," kata juru bicara Kemlu AS Matthew Miller dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Momen Perdana Menteri Timor Leste Saat Beri Sambutan di KTT ASEAN
Namun, di negara tersebut, ada pertanyaan mengenai proses penghitungan suara yang lambat dan keterlambatan pengumuman hasil penghitungan suara, yang memakan waktu lebih dari 35 jam setelah penutupan pemilihan, lebih lama daripada pemilihan sebelumnya.
Lebih dari dua dekade setelah merdeka, Timor Timur masih berjuang melawan kemiskinan, dampak pandemi Covid-19, dan bencana alam yang menghancurkan, termasuk siklon tahun 2021 yang menewaskan setidaknya 40 orang.
Anggaran bekas koloni Portugal ini sangat bergantung pada pendapatan minyak, tetapi pendapatan dari proyek-proyek bahan bakar fosil yang ada akan segera habis.
Pemerintah berikutnya harus memutuskan apakah akan mengizinkan pengembangan proyek Greater Sunrise, yang bertujuan untuk mengeksploitasi triliunan kaki kubik gas alam.
Gusmao dan mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri, pemimpin Fretilin yang juga ikon gerakan kemerdekaan, terlibat dalam pertikaian sengit selama beberapa dekade.
Para pemilih muda menjadi bagian besar dari pemilih di negara ini, di mana 65 persen populasi berusia di bawah 30 tahun.
Banyak di antara mereka yang berharap pada hari Minggu bahwa pemerintahan berikutnya akan fokus pada perang melawan kemiskinan dan perbaikan infrastruktur.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.