HIROSHIMA, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy membantah pengakuan kelompok Wagner yang mengatakan Bakhmut diduduki Rusia.
Zelenskyy bersikeras bahwa Bakhmut saat ini tidak diduduki oleh pasukan rezim Vladimir Putin itu.
Hal tersebut diungkapkan Zelenskyy pada hari terakhir pertemuan G7 di Hiroshima, Minggu (21/5/2023).
Sebelumnya, pendiri Wagner, kelompok tentara bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin sebelumnya mengeklaim telah meraih kemenangan di Bakhmut.
Baca Juga: Sindiran Zelenskyy Mental, Negara Arab Tegaskan Tetap Netral Terkait Perang di Ukraina
Tetapi diungkapkan BBC, sumber militer Ukraina mengungkapkan mereka masih mengontrol sejumlah gedung penting yang ada di luar kota tersebut.
Pada konferensi pers di hari terakhir pertemuan, Zelenskyy menolak untuk memberikan detail tepatnya.
Tetapi ia menegaskan Bakhmut, yang menjadi tempat terlama dan paling berdarah sejak Agustus, tidak diduduki oleh Rusia.
“Tak ada dua atau tiga interpretasi atas kata-kata tersebut,” untuknya, setelah pernyataannya atas status kota itu.
Zelenskyy pun membandingkan Bakhmut dengan Hiroshima, yang dihantam bom atom saat Perang Dunia II.
Ia menjanjikan sebuah rekontruksi yang mirip bagi negaranya.
Zelenskyy menggambarkan sebuah kemiripan antara Hiroshima dan Ukraina.
Ia mengatakan gambar dari rerungtuhan kota di Jepang itu setelah bom nuklir, mengingatkannya akan Bakhmut saat ini.
Zelenskyy berjanji akan ada rekonstruksi dan perbaikan dari Ukraina.
“Kini Hiroshima telah membangun kembali kota mereka, dan kami memimpikan untuk membangun kembali kota kami,” ucapnya.
Sebelumnya juga sempat ada kebingungan mengenai status Bakhmut, setelah Zelenskyy mengatakan “hari ini Bakhmut hanya ada di hati kami”.
Baca Juga: Jokowi Bertemu Zalenskyy di Sela KTT G7, Pastikan Indonesia Terus Dukung Perdamaian Ukraina-Rusia
Namun, Kantor Kepresidenan Ukraina mengklarifikasi bahwa ia tak mengatakan bahwa kota itu telah jatuh.
Namun, tentara Rusia dilaporkan telah mengontrol sebagian besar Bakhmut.
Kelompok Wagner telah berkonsentrasi atas usaha mereka di sana selama berbulan-bulan.
Taktik mereka yang tanpa henti dan mahal untuk mengirimkan gelombang orang tampaknya secara bertahap mengikis perlawanan Kiev.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.