Kompas TV internasional kompas dunia

Jokowi Kecam Serangan Bersenjata atas Konvoi ASEAN di Myanmar, 2 Diplomat Singapura Jadi Korban

Kompas.tv - 9 Mei 2023, 00:43 WIB
jokowi-kecam-serangan-bersenjata-atas-konvoi-asean-di-myanmar-2-diplomat-singapura-jadi-korban
Presiden Indonesia Joko Widodo hari Senin (8/5/2023) murka dan mengutuk serangan bersenjata terhadap para pejabat ASEAN yang membawa bantuan kemanusiaan di negara bagian Shan, di Myanmar. Dalam serangan tersebut, dua diplomat kedubes Singapura di Myanmar jadi korban. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV – Presiden Indonesia Joko Widodo pada Senin (8/5/2023) murka dan mengecam serangan bersenjata terhadap para pejabat ASEAN yang membawa bantuan kemanusiaan di negara bagian Shan, di Myanmar. Dalam serangan tersebut, dua diplomat Kedubes Singapura di Myanmar dilaporkan jadi korban, seperti laporan Straits Times.

Dalam konferensi pers di Labuan Bajo menjelang KTT ASEAN, Senin (8/5), Presiden Jokowi selain mengecam serangan terhadap rombongan ASEAN, pula menegaskan serangan itu tidak akan menghalangi upaya ASEAN untuk mengakhiri kekerasan dan penggunaan kekuatan bersenjata di Myanmar.

"Kemarin, AHA Center didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan, tapi sangat disayangkan, di tengah perjalanan terjadi baku tembak-menembak," kata Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/5).

"Yang ingin saya tegaskan, bahwa hal ini tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan Indonesia untuk menyerukan kembali hentikan kekerasan, stop using force, stop violence," tegas Jokowi.

"Karena rakyat yang akan menjadi korban, karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang," imbuhnya.

Saat serangan berlangsung, konvoi tersebut tengah membawa bantuan dan menuju lokasi pertemuan dengan berbagai kelompok untuk membahas teknis pemberian bantuan kemanusiaan kepada pengungsi internal Myanmar. Tetapi karena mendapat serangan bersenjata, konvoi tersebut harus berbalik arah.

Pemerintah Bayangan Uni Nasional Myanmar yang bersekutu dengan milisi anti-junta militer, Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), mengatakan tidak mengetahui tentang adanya serangan.

Insiden tersebut dilaporkan terjadi di distrik Taunggyi, di negara bagian Shan bagian timur laut.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Penyerahan Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar Diwarnai Baku Tembak


Dua anggota staf Kedutaan Singapura di Myanmar yang berada dalam konvoi kemanusiaan yang diserang, dilaporkan kini dalam keadaan aman.

Menanggapi pertanyaan dari The Straits Times, juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan, konvoi ASEAN berada di negara bagian Shan, di bagian timur negara tersebut. “Dua staf Kedutaan Singapura di Yangon adalah bagian dari konvoi. Mereka aman dan telah kembali ke Yangon,” kata juru bicara tersebut.

Media berita lokal di Burma melaporkan pada hari Senin bahwa konvoi bantuan itu telah diserang di jalan melalui kota Hsi Hseng. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Singapura mengutuk serangan ini, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, dengan menekankan pentingnya menjaga keselamatan staf kemanusiaan dan pejabat diplomatik, sehingga mereka dapat melakukan kegiatan untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Myanmar dilanda oleh kekerasan sejak militer negara menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis dalam kudeta pada Februari 2021.

Bulan April 2021, ASEAN menyusun rencana perdamaian lima poin (5PC) dengan Myanmar, tetapi baru ada sedikit kemajuan dalam memulihkan perdamaian. Kekerasan di Myanmar telah menewaskan ribuan orang.

“Singapura mengimbau semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan, sesuai dengan Konsensus Lima Poin. Hanya dialog konstruktif di antara semua pemangku kepentingan utama di Myanmar yang dapat memfasilitasi solusi damai dalam kepentingan rakyat Myanmar,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura.

AHA Center adalah organisasi antarpemerintah yang memfasilitasi kerja sama dan koordinasi di ASEAN, serta dengan kelompok lain seperti PBB, untuk tanggap darurat dan kemanusiaan.

 

 




Sumber : Straits Times




BERITA LAINNYA


Kesehatan

4 Dampak Buruk Kelebihan Omega-3

30 November 2024, 05:45 WIB

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x