Salah satu lokasi yang dinyatakan adalah Sabha, sekitar 660 kilometer di sebelah tenggara ibu kota Libya, Tripoli, di wilayah selatan negara yang tandus dan tidak beraturan di Gurun Sahara.
Di sana, Libya di bawah diktator Moammar Qadhafi menyimpan ribuan drum uranium yellowcake untuk fasilitas konversi uranium yang pernah direncanakan tetapi tidak pernah dibangun dalam program senjata rahasianya yang berlangsung selama beberapa dekade.
Estimasi memperkirakan Libya punya sekitar 1.000 ton uranium yellowcake di bawah Qadhafi, yang mengumumkan program senjata nuklirnya kepada dunia pada tahun 2003 setelah invasi pimpinan Amerika Serikat (AS) ke Irak.
Dahulu kala, Libya memiliki 2,5 ton uranium yang hilang dan tak diketahui keberadaannya hingga kini. Konon, para inspektur telah mengambil uranium yang terkaya dari Libya pada tahun 2009, tetapi uranium kuning yang tersisa ditinggalkan, dengan perkiraan PBB pada 2013 sebanyak 6.400 barel uranium masih tersimpan di Sabha.
Pihak AS khawatir Iran akan mencoba membeli uranium dari Libya. Namun, pejabat nuklir sipil Libya saat itu mencoba meyakinkan AS bahwa pertanyaannya adalah masalah komersial, dan bahwa Libya ingin memaksimalkan keuntungan dengan menjual stoknya pada saat yang tepat.
Namun pada tahun 2011, saat pemberontakan Arab Spring berkobar, para pemberontak menumbangkan pemerintah dan membunuh Qadhafi. Kota Sabha semakin tak terkendali, dan migran Afrika menyeberang ke Libya, beberapa di antaranya dikabarkan dijual sebagai budak di kota itu, menurut laporan PBB.
Belakangan, Sabha sebagian besar berada di bawah kendali pasukan yang dipimpin oleh Khalifa Hifter. Pria yang diyakini banyak orang bekerja dengan CIA selama masa pengasingan di era Qadhafi itu telah berjuang untuk menguasai Libya melawan pemerintah yang berbasis di Tripoli.
Namun, juru bicara Hifter tidak memberikan komentar atas beberapa permintaan dari Associated Press. Pasukan pemberontak Chad juga telah hadir di kota selatan tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Namun, keberadaan uranium tersebut masih menjadi misteri.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.