KOPENHAGEN, KOMPAS.TV - Mantan Sekretaris Jenderal NATO menegaskan, kekalahan Rusia di Ukraina diyakini bakal memengaruhi konflik China dan Taiwan.
Eks Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen pada Kamis (5/1/2023) mengatakan, kekalahan Rusia akan jadi kunci untuk mencegah serangan China ke Taiwan.
Hal tersebut diungkapkannya sehari setelah bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Mantan Perdana Menteri Denmark itu juga meminta pemimpin Barat tak mengulangi kesalahan yang membuat Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi lebih berani.
Baca Juga: Duta Besar Rusia: AS Melancarkan Perang Proksi Melawan Rusia dengan Dukung Penjahat Nazi di Kiev
“Yang terpenting untuk mencegah langkah China ke Taiwan adalah memastikan kemenangan Ukraina pada konflik saat ini,” tutur Rasmussen dikutip dari Newsweek.
“Jika Rusia mampu mendapatkan wilayah dan menetapkan status quo baru dengan pemaksaan, itu akan menetapkan preseden. Diktator di mana pun akan mempelajarinya dan pada akhirnya, agresi militer berhasil,” tambahnya.
Rasmussen mengatakan, perang di Selat Taiwan akan memiliki dampak global.
“Jadi kami memiliki kepentingan global untuk mencegah ketegangan tersebut meningkat menjadi konflik bersenjata,” tuturnya.
Rasmussen yang menjadi Sekjen NATO antara 2009 dan 2014, menyambut baik janji Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk pertahanan Taiwan.
Ia juga menyambut baik keputusan Taiwan untuk memperpanjang wajib militernya.
“Di seberang Selat Taiwan, kita melihat kediktatoran yang agresif mengancam negara demokratis yang lebih sejajar dengan Rusia dan Ukraina, yang sulit untuk diabaikan,” katanya.
“Kita tidak boleh membuat kesalahan yang sama dengan Xi Jinping seperti yang kita lakukan dengan Vladimir Putin,” lanjutnya.
Baca Juga: Putin Perintahkan Gencatan Senjata, Zelenskyy Yakin Itu Kedok untuk Hentikan Kemajuan Ukraina
Rasmussen menegaskan, Putin tak mengira Barat akan bersatu untuk menentang invasinya ke Ukraina.
Ia pun menegaskan, saat ini pemimpin China pun bisa melihat dari dekat apa yang akan terjadi jika memaksakan serangan ke Taiwan.
“Setiap usaha China untuk mengubah status quo di Taiwan dengan paksaan akan menghasilkan respons persatuan, dan kita harus membuat jelas untuk China sekarang,” katanya.
“China jauh lebih bergantung pada rantai pasokan global daripada Rusia. Konsekuensi ekonomi yang parah dari setiap serangan akan menjadi pencegah yang kuat,” lanjutnya.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.