Ia juga menyambut baik keputusan Taiwan untuk memperpanjang wajib militernya.
“Di seberang Selat Taiwan, kita melihat kediktatoran yang agresif mengancam negara demokratis yang lebih sejajar dengan Rusia dan Ukraina, yang sulit untuk diabaikan,” katanya.
“Kita tidak boleh membuat kesalahan yang sama dengan Xi Jinping seperti yang kita lakukan dengan Vladimir Putin,” lanjutnya.
Baca Juga: Putin Perintahkan Gencatan Senjata, Zelenskyy Yakin Itu Kedok untuk Hentikan Kemajuan Ukraina
Rasmussen menegaskan, Putin tak mengira Barat akan bersatu untuk menentang invasinya ke Ukraina.
Ia pun menegaskan, saat ini pemimpin China pun bisa melihat dari dekat apa yang akan terjadi jika memaksakan serangan ke Taiwan.
“Setiap usaha China untuk mengubah status quo di Taiwan dengan paksaan akan menghasilkan respons persatuan, dan kita harus membuat jelas untuk China sekarang,” katanya.
“China jauh lebih bergantung pada rantai pasokan global daripada Rusia. Konsekuensi ekonomi yang parah dari setiap serangan akan menjadi pencegah yang kuat,” lanjutnya.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.