ANKARA, KOMPAS.TV - Otoritas bea cukai Turki disebut telah melakukan tindakan berani dengan menahan kapal kargo Rusia.
Kapal kargo tersebut diyakini telah membawa gandum curian dari Ukraina.
Penahanan kapal kargo itu diungkapkan oleh Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar.
Ia mengungkapkan pihaknya telah meminta Turki untuk menahan kapal kargo bernama Zhibek Zholy itu.
Baca Juga: Mengejutkan, Menlu Inggris Lawan Boris Johnson atas Pernyataan 'Jika Putin Perempuan'
“Kami telah bekerja sama penuh. Kapal tersebut saat ini berada di area kedatangan pelabuhan, dan telah ditahan oleh otoritas bea cukai Turki,” ujar Bodnar di stasiun TV Ukraina dikutip dari Newsweek, Minggu (3/7/2022).
Duta Besar Ukraina itu mengungkapkan rakyat Ukraina berharap gandum mereka bisa diambil dari kapal tersebut.
Sejak Rusia menyerang Ukraina, pejabat Ukraina telah menuduh Moskow mencuri gandum mereka dan mencoba menjualnya di luar negeri.
Pada Mei lalu, Amerika Serikat (AS) memperingatkan negara Afrika untuk menolak membeli gandum curian dari Ukraina.
Ukraina juga mengeluarkan peringatan yang sama terhadap negara asing lainnya, bulan lalu.
Sebuah sumber Ukraina yang minta dirahasiakan identitasnya mengungkapkan kapal kargo itu diyakini membawa 4.500 ton gandum yang diambil dari Berdyansk, kota pelabuhan Ukraina yang diduduki Rusia.
Sebelumnya pada 30 Juni, Radio Free Europe melaporkan kapal kargo dengan 7.000 ton gandum telah meninggalkan Berdyansk.
Namun, Yevhen Balytskiy, pejabat Rusia yang ditunjuk Moskow untuk mengatur wilayah pendudukan itu mengungkapkan kapal itu pergi ke negara sahabat.
Penahanan kapal di Turki itu dilakukan, kurang dari sebulan setelah Bodnar menuduh Turki membeli gandum yang dicuri oleh Rusia.
Berdasarkan laporan PBB, Rusia dan Ukraina bersama menyediakan 30 persen gandum dan jelai dunia.
Baca Juga: PM Australia Temui Zelensky di Kiev, Janjikan Lebih Banyak Bantuan Militer ke Ukraina
Penyerangan Rusia ke Ukraina membuat impor gandum dunia menjadi tersedat, dan ditakutkan menyebabkan kelaparan global.
Ukraina sendiri dilaporkan bekerja dengan PBB untuk mengantarkan gandum dari blockade Rusia di Laut Hitam.
Tindakan Turki menahan kapal Rusia sendiri cukup berani, mengingat hubungan baik kedua negara.
Meski anggota NATO, Turki menolak pemberian sanksi kepada Rusia.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.