Para pejabat AS berharap keputusan tentang tambahan senjata ke Ukraina akan dibuat dalam beberapa hari ke depan.
Amerika Serikat memberikan komitmen bantuan keamanan senilai 4,6 miliar dolar atau setara 67,82 triliun rupiah kepada Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari.
Bantuan itu termasuk senjata artileri seperti howitzer dan senjata jarak jauh seperti sistem peluncur roket HIMARS.
Baca Juga: Paus Fransiskus Kecam ‘Kebuasan dan Kekejaman’ Rusia, Sanjung ‘Heroisme’ Ukraina
Hadir dalam pertemuan di Brussels itu adalah asisten menteri luar negeri AS untuk urusan politik-militer, Jessica Lewis, yang memberikan arahan kebijakan untuk keamanan internasional, perdagangan senjata dan bantuan keamanan.
Lewis mengatakan dalam wawancara dengan Reuters pada Jumat bahwa negara-negara sekutu AS dapat meminta banyak peralatan militer untuk membantu melengkapi senjata yang dikirim ke Ukraina.
Peralatan itu mencakup tank buatan General Dynamics Corp atau sistem pertahanan udara dari Lockheed Martin atau Raytheon Technologies.
Banyak negara kini beralih dari peralatan era Soviet ke peralatan standar NATO, kata Lewis.
Akibat perang di Ukraina, kata dia, banyak negara yang memahami kebutuhan pertahanan mereka secara berbeda, khususnya jika mereka berada di dekat Ukraina.
"Saya pikir orang-orang merasa lebih khawatir, karena keinginan Rusia untuk menginvasi Ukraina," kata Lewis.
Pemerintah AS sebelumnya mengatakan mereka menerima jaminan dari Kiev bahwa senjata roket jarak jauh yang dipasok oleh Barat tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia, karena dikhawatirkan akan memperparah konflik.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.