Alasannya, menurut Kuleba, situasi di wilayah Donbas timur “sangat buruk”.
Menurut dia, sistem roket dapat membantu pasukan Ukraina mencoba merebut kembali tempat-tempat seperti kota selatan Kherson dari pasukan Rusia yang mulai menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu.
“Jika kita tidak mendapatkan MLRS secepatnya, situasi di Donbas akan menjadi lebih buruk dari sekarang,” tekannya.
Baca Juga: Rusia Merasa Terancam oleh Rencana Sistem Rudal Jarak-Jauh AS di Ukraina
Para pejabat AS mengatakan, sistem senjata semacam itu sedang dipertimbangkan. Ribuan orang telah tewas di Ukraina dan jutaan lainnya mengungsi sejak invasi Rusia pada 24 Februari.
Menanggapi respons Amerika Serikat sebelumnya atas permintaan Ukraina, Rusia merasa terancam oleh rencana Washington mengirimkan sistem rudal jarak jauh ke Ukraina.
Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov pada postingan Telegram-nya, Sabtu (28/5/2022).
Ia menginginkan agar pengiriman senjata yang tak masuk akal dan sangat berisiko tersebut segera diakhiri.
Antonov melalui Telegram mengungkapkan, pemerintahan Biden akan memberikan Kiev HIMARS MLRES dan M270 MLRS, yang akan dilengkapi dengan peluru kendali M31 GMLRS.
“Ada risiko peralatan tersebut akan ditempatkan di dekat perbatasan Rusia dan Ukraina akan bisa menyerang kota di Rusia,” tulisnya di postingan tersebut dikutip Newsweek.
“Situasi seperti itu tak bisa diterima dan tak bisa ditoleransi oleh kami,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Newsweek/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.