Kuasai Penuh Kawasan Industri Azovstal di Mariupol, Tentara Rusia Mulai Bersihkan Ranjau dan Peledak

MARIUPOL, KOMPAS.TV - Tentara Rusia mulai membersihkan ranjau dan puing-puing di kawasan industri pabrik baja Azovstal di Mariupol hari Minggu (22/5/2022) setelah ratusan pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik besar itu selama berminggu-minggu diperintahkan untuk menyerah, seperti dilansir Straits Times, Senin (23/5/2022).

Tentara penyapu ranjau Rusia berjalan melalui kompleks dan mengayunkan detektor ranjau di atas jalan yang dipenuhi puing-puing, sementara yang lain memeriksa di bawah benda-benda untuk mencari bahan peledak, seperti diperlihatkan rekaman video.

“Tugasnya sangat besar, musuh menanam ranjau darat mereka sendiri, kami juga telah menanam ranjau anti-personil sambil memblokir musuh. Jadi kami punya pekerjaan sekitar dua minggu di depan kami,” kata seorang tentara Rusia, yang hanya memberikan nama Babai.

Rusia hari Jumat mengatakan pejuang Ukraina terakhir yang membela Azovstal telah menyerah.

Ukraina belum mengkonfirmasi perkembangan itu, tetapi seorang komandan salah satu unit di pabrik mengatakan dalam sebuah video bahwa pasukan telah diperintahkan untuk mundur.

Para pejuang yang membarikade diri mereka ke dalam terowongan telah menyerahkan diri mereka kepada pasukan Rusia dan pro-Rusia.

Berakhirnya pertempuran di Mariupol, kota terbesar yang direbut Rusia sejak serangan ke Ukraina pada 24 Februari, memberi Presiden Rusia Vladimir Putin kemenangan langka setelah serangkaian kemunduran dalam pertempuran hampir tiga bulan.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Tentara Rusia: Saya Tak Ingin Jadi Bagian dari Penyerangan ke Ukraina

Dalam operasi hari Minggu di Azovstal, terlihat ranjau diledakkan dalam ledakan terkendali dan puing-puing dibersihkan dari jalan pabrik baja menggunakan buldoser militer.

Rekaman drone menunjukkan bangunan pabrik baja dibiarkan dalam reruntuhan, banyak yang hangus, banyak yang runtuh sebagian dan sebagian hanya tersisa tumpukan puing.

"Selama dua hari terakhir, lebih dari 100 bahan peledak dihancurkan. Pekerjaan berlanjut," kata Babai.

Kendali penuh atas Mariupol memberi Rusia komando atas rute darat yang menghubungkan Semenanjung Krimea, yang direbut Moskow pada 2014, dengan daratan Rusia dan sebagian Ukraina timur yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia.

Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis.

Ukraina dan Barat mengatakan tuduhan fasis tidak berdasar dan bahwa perang adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.