Pertempuran Mariupol mulai menjadi fokus media ketika Rusia mengebom rumah sakit bersalin pada 9 Maret 2022. Setelah itu, serangan udara lain menghantam gedung teater yang menjadi shelter bom terbesar kota itu.
Pengungsi menuliskan kata “Anak-Anak” besar-besar dalam bahasa Rusia di halaman gedung teater untuk mencegah serangan. Namun, bom Rusia menghantam gedung itu dan menewaskan hampir 600 orang menurut invesigasi Associated Press.
Pengeboman rumah sakit dan gedung teater membuat warga seolah tak punya tempat aman di Mariupol.
Satu-satunya tempat aman adalah kompleks pabrik baja Azovstal. Berdiri di atas tanah seluas 11 kilometer persegi, pabrik ini memiliki jejaring terowongan dan rubanah yang terkubur sekitar delapan meter di bawah tanah.
Sebelum menjadi benteng pasukan Ukraina, banyak warga yang disebut telah mengungsi ke tempat ini. Mereka turut kena getahnya karena Rusia terus membombardir posisi pasukan Ukraina di sana.
Seluruh warga sipil baru bisa dievakuasi per 11 Mei lalu. Kemudian, pada Senin (16/5), lebih dari 260 kombatan Ukraina menyerah. Hingga Rabu (18/5), Rusia mengklaim sudah hampir 1.000 kombatan Ukraina yang menyerah dari Azovstal.
Rusia mendeskripsikan peristiwa ini sebagai penyerahan besar-besaran. Sebaliknya, Ukraina menganggap misi para penjaga Mariupol telah selesai.
Kota Mariupol sendiri merupakan target strategis bagi Rusia. Jika menguasai kota ini, Rusia bisa menautkan pasukannya di Semenanjung Krimea dengan kawasan Donbass yang kini menjadi target operasi militer.
Perebutan Mariupol juga menjadi kemenangan militer tersendiri bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, kendati harga kemenangan itu adalah kota pelabuhan besar yang tinggal reruntuhan.
Baca Juga: Pejuang Mariupol di Tangan Rusia, Ukraina Harapkan Pertukaran Tawanan
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.