“Perusahaan-perusahaan yang datang ke Qatar dengan (Habeck) akan masuk dalam negosiasi kontrak dengan pihak Qatar,” ungkap juru bicara tersebut seperti dilaporkan Middle East Eye.
Dalam sebuah pernyataan, Qatar mengatakan telah mencoba menjadi penyuplai bagi Jerman selama bertahun-tahun, namun pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan tidak pernah berujung pada kesepakatan konkret.
Baru-baru ini, Jerman mengumumkan rencana pembangunan dua terminal gas alam cair.
Dengan ketiadaan terminal seperti saat ini, Jerman tidak dapat menerima pengiriman gas alam cair secara langsung dari Qatar.
Sementara itu, menurut data yang dihimpun Anadolu Agency pada Senin (21/3/2022), impor gas alam, minyak, dan batu bara Uni Eropa dari Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai, mencapai nilai sekitar 17 miliar euro.
Data itu diambil dari data yang dipublikasikan Europe Beyond Coal dan analisis Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA).
Biaya impor gas alam dan gas alam cair melalui Ukraina mencapai 10,6 miliar euro sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.
Data dari perusahaan gas Rusia, Gazprom, menunjukkan aliran gas ke Uni Eropa lewat Ukraina sebesar 62 juta meter kubik pada 23 Februari.
Kemudian meningkat menjadi 110 juta meter kubik pada 25 Februari dan 109 juta meter kubik pada 26 Februari.
Meski Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi berat kepada Rusia, Uni Eropa sejauh ini mengecualikan sektor energi dari sanksi tersebut.
Hal itu disebabkan oleh ketergantungan mereka terhadap impor energi dari Rusia.
Strategi energi baru Uni Eropa, REPowerEU, menargetkan untuk mengurangi impor gas dari Rusia hingga hampir dua pertiga pada akhir 2022, dan terbebas sepenuhnya dari seluruh bahan bakar fosil Rusia pada 2030.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.