PRZEMYSL, KOMPAS.TV - Ribuan warga Ukraina mulai bergerak menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga di sebelah barat untuk mencari keselamatan saat Rusia menggempur ibu kota mereka dan kota-kota lain dengan serangan udara pada hari kedua penyerbuan.
Sebagian besar warga Ukraina yang tiba di perbatasan adalah perempuan, anak-anak dan lansia setelah Presiden Ukraina hari Kamis melarang pria usia wajib militer meninggalkan negara itu.
Seorang wanita dari ibu kota Ukraina, Kiev, yang tiba di Przemsyl, Polandia, menangis karena menggambarkan bagaimana laki-laki ditarik dari kereta api di Ukraina sebelum mereka tiba di perbatasan.
“Bahkan jika pria itu bepergian dengan anaknya sendiri, dia tidak bisa melintasi perbatasan, bahkan dengan seorang anak kecil,” kata wanita yang hanya akan memberikan nama depannya, Daria, seperti dilaporkan Associated Press, Jumat (25/2/2022).
Mobil-mobil mengular hingga beberapa kilometer di beberapa penyeberangan perbatasan saat otoritas Polandia, Slovakia, Hongaria, Rumania dan Moldova dimobilisasi untuk menerima mereka, menyediakan tempat tinggal, makanan dan bantuan hukum.
Negara-negara ini juga melonggarkan prosedur perbatasan yang biasa mereka lakukan, di antaranya persyaratan pengujian Covid-19.
Di penyeberangan perbatasan di Polandia, warga Ukraina tiba dengan berjalan kaki, dengan mobil dan kereta api, bahkan beberapa dengan hewan peliharaan mereka. Mereka disambut oleh otoritas dan sukarelawan Polandia yang menawarkan mereka makanan dan minuman panas.
Baca Juga: Putin Setujui Permintaan Berunding Presiden Ukraina, Siap Kirim Delegasi Tingkat Tinggi ke Belarusia
Beberapa berusaha untuk bergabung dengan kerabat yang telah menetap di Polandia dan negara-negara Uni Eropa lainnya, yang selama bertahun-tahun menjadi tujuan bekerja warga Ukraina.
Marika Sipos melarikan diri dari Koson, sebuah desa di Ukraina barat dekat perbatasan Hongaria, dan tiba Jumat pagi di Lonya, Hongaria.
“Kami harus meninggalkan segalanya, pekerjaan seumur hidup kami,” kata Sipon, menggambarkannya sebagai “perasaan yang mengerikan.”
Erika Barta, tiba dari Backi Breg, Ukraina, mengatakan dia akan mencari perlindungan dengan kerabat di Hungaria dan berencana untuk kembali ketika bahaya berlalu.
"Di rumah tidak aman lagi," katanya.
Bagi banyak orang, pemberhentian pertama adalah stasiun kereta api di Przemysl, sebuah kota di Polandia tenggara yang merupakan titik transit bagi banyak orang.
Warga Ukraina tidur di dipan dan kursi sambil menunggu gerakan mereka selanjutnya. Mereka lega karena lolos dari penembakan di Kiev dan tempat-tempat lain.
Baca Juga: Taliban Afghanistan Serukan Rusia dan Ukraina Menahan Diri Agar Tidak Jatuh Korban Warga Sipil
Perdana Menteri Italia Mario Draghi berbicara di Parlemen pada hari Jumat tentang antrean panjang mobil yang meninggalkan Kiev dan kota-kota Ukraina lainnya, sebagian besar menuju ke perbatasan Uni Eropa, dan mengatakan, "Adalah mungkin untuk membayangkan gelombang besar pengungsi menuju negara-negara tetangga Eropa."
“Gambar-gambar yang kita lihat, warga sipil tak bersenjata yang dipaksa bersembunyi di bunker dan kereta bawah tanah, sangat mengerikan dan membawa kita kembali ke hari-hari tergelap dalam sejarah Eropa,” katanya.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR), memperkirakan lebih dari 100.000 orang diyakini meninggalkan rumah mereka di Ukraina dan hingga 4 juta orang mungkin melarikan diri ke negara lain jika situasinya makin gawat.
Hongaria yang mengerahkan militernya untuk membantu, mengeluarkan dekrit minggu ini bahwa semua warga negara Ukraina yang datang dari Ukraina, dan semua warga negara negara ketiga yang secara sah tinggal di sana, berhak atas perlindungan.
Sambutan yang ditunjukkan Polandia dan Hongaria kepada Ukraina sekarang sangat berbeda dari sikap tidak ramah mereka terhadap pengungsi dan migran dari Timur Tengah dan Afrika dalam beberapa tahun terakhir.
Hungaria membangun tembok untuk mencegah mereka keluar ketika satu juta orang, banyak warga Suriah yang melarikan diri dari perang, tiba di Eropa tahun 2015.
Baca Juga: Ukraina Dibiarkan Sendiri karena Eropa dan AS Tak Mau Perang Nuklir Lawan Rusia
Polandia sekarang membangun temboknya sendiri dengan Belarusia setelah ribuan migran yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah berusaha masuk dari Belarusia dalam beberapa bulan terakhir.
Uni Eropa menuduh Belarus yang didukung Rusia mendorong lonjakan migrasi itu untuk mengacaukan Uni Eropa. Beberapa dari pengungsi asal Timur Tengah yang ditolak masuk ke Polandia bahkan meninggal di hutan.
Tetapi orang Ukraina dipandang sangat berbeda oleh orang Polandia dan lainnya. Bagi orang Polandia, orang Ukraina merupakan sesama orang Slavia dengan akar bahasa dan budaya yang sama.
Transcarpathia, wilayah paling barat Ukraina yang berbatasan dengan Hongaria, juga merupakan rumah bagi sekitar 150.000 etnis Hongaria, banyak di antaranya juga warga negara Hongaria.
Sementara invasi Rusia belum meluas ke daerah itu, yang dipisahkan dari Ukraina oleh Pegunungan Carpathian, banyak yang memutuskan untuk tidak menunggu situasi menjadi lebih buruk.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.