NEW YORK, KOMPAS.TV - Kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) meningkat di tengah melonjaknya kasus varian Omicron. Di saat yang sama, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga mencatat terjadinya peningkatan kasus flu.
CDC mengatakan, gejala flu, Covid-19, dan penyakit-penyakit pernapasan lainnya terkadang sama. Karena itu, dibutuhkan tes untuk memastikan suatu diagnosis. Flu dan Covid-19 disebabkan oleh virus tertentu.
Sedangkan selesma atau common cold dapat dipicu oleh berbagai virus termasuk rhinovirus, parainfluenza, dan coronavirus musiman (berbeda dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19).
Sejumlah laporan menyebutkan, gejala-gejala varian Covid-19 yang terbaru seperti Omicron, mirip gejala selesma.
Karena itu, masyarakat diimbau untuk menjalani tes Covid-19 apabila menunjukkan gejala seperti selesma.
Baca Juga: Varian Delta Disebut Ubah Gejala Covid-19, Simak Tanda-Tandanya
"Saat ini sudah jelas bahwa ketika kami mengamati terutama di daerah-daerah dengan tingkat Omicron tinggi, tapi juga secara nasional hingga ukuran tertentu, kami melihat gambaran serupa, yaitu gejala-gejala (Covid) non-klasik sekarang mendominasi," tutur Profesor Tim Spector, ilmuan utama pada aplikasi ZOE COVID, Inggris, kepada Newsweek, pekan lalu.
Penelitian yang dilakukan ZOE yang tercatat pada 16 Desember lalu menemukan, lima gejala teratas yang dilaporkan pada kasus Covid-19 adalah pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan.
Penelitian tersebut berdasarkan data gejala dari kasus-kasus Covid-19 di London pada Oktober dan Desember 2021.
Baca Juga: Yuk Kenali Gejala Covid-19 pada Pria dan Wanita yang Ternyata Berbeda
Menurut Newsweek, kasus selesma tercatat berjumlah jutaan di AS setiap tahun.
Orang dewasa rata-rata mengalami dua hingga tiga kali selesma setiap tahun. Sedangkan pada anak-anak, frekuensinya lebih sering.
Gejala-gejala selesma termasuk sakit tenggorokan, pilek, batuk, bersin-bersin, dan sakit kepala dan tubuh.
Pada kebanyakan kasus, penderita selesma akan sembuh setelah sekitar tujuh hingga sepuluh hari.
Namun pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, menderita asma, atau kondisi pernapasan, berpotensi mengalami penyakit-penyakit lebih serius seperti pneumonia.
Menurut Newsweek yang mengutip Cleveland Clinic, beberapa gejala Covid berbeda dengan selesma.
Gejala-gejala Covid termasuk demam, menggigil, gemetar, sesak napas, hilangnya kemampuan indra perasa atau penciuman, serta diare.
Di AS, Covid-19 telah menyebabkan 800.000 lebih kematian sejak pandemi dimulai, menurut data CDC.
Sebanyak 3,5 juta orang lebih di AS dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada periode 1 Agustus 2020-21 Desember 2021.
Baca Juga: Awas! Tubuh Kelebihan Asupan Lemak Bisa Perparah Gejala Covid-19
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.