Pada KTT tersebut, Presiden Joko Widodo secara tidak langsung menyinggung sengketa perairan ASEAN dengan China, menegaskan semua pihak wajib mematuhi hukum internasional.
“Presiden menggarisbawahi bahwa merupakan tanggung jawab semua negara untuk menjadikan kawasan kita damai dan stabil, di mana hukum internasional harus dihormati,” kata Retno menyampaikan pidato Jokowi dalam keterangan persnya.
Pada Jumat (19/11/2021), Amerika Serikat (AS) menyebut tindakan China itu "berbahaya, provokatif, dan tidak dapat dibenarkan," serta memperingatkan serangan bersenjata terhadap kapal Filipina akan memicu komitmen pertahanan bersama antara AS dan Filipina.
“Amerika Serikat sangat percaya bahwa tindakan China mengklaim wilayah maritim Laut China Selatan yang luas dan melanggar hukum itu merusak perdamaian dan keamanan di kawasan itu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
Baca Juga: China Janji Tak akan Risak Kedaulatan Asia Tenggara
ASEAN beranggotakan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Xi dalam KTT ASEAN-China itu mengatakan, China dan ASEAN sudah "menyingkirkan kesuraman Perang Dingin" - ketika kawasan itu didera oleh persaingan dan konflik negara adidaya seperti Perang Vietnam, dan sudah bersama-sama menjaga stabilitas regional.
China sering mengkritik AS atas "pemikiran Perang Dingin" negara adidaya itu saat Washington melibatkan sekutu regionalnya untuk melawan pengaruh militer dan ekonomi Beijing yang semakin meningkat.
Presiden AS Joe Biden ikut bergabung dengan para pemimpin ASEAN di KTT virtual pada Oktober lalu dan menjanjikan keterlibatan yang lebih besar dengan kawasan itu.
KTT ASEAN-China digelar tanpa kehadiran Myanmar, seperti dikatakan dua sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.
Seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab permintaan komentar.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.