Ia pun memberikan informasi kepada mereka tentang kelompok teroris tersebut.
“Setiap kali disiksa, saya selalu mengatakan apa yang saya pikir ingin mereka dengar,” ujarnya pada 39 halaman pengakuan yang diposting online oleh pengacaranya dikutip dari France 24.
“Tetapi semakin saya berkooperasi dengan mereka, saya malah semakin disiksa,” ujarnya.
Ia mengaku penyiksaan itu berjalan selama tiga tahun.
Pada akhirnya ia dirantai di kursi atau lamtai selama berhari-hari.
Para interogator pun mengancam akan menyakiti keluarganya di AS dan memperkosa saudarinya.
Menurutnya bagian terburuk dari penyiksaan adalah enema berulang dan pemberian makan paksa melalui dubur yang membuatnya terluka secara permanen.
“Saya diperkosa oleh tim medis CIA,” ujar Khan.
Khan mengaku keputusannya bergabung dengan Al-Qaeda merupakan sebuah penilaian yang buruk.
Baca Juga: Terungkap, Tersangka Teroris Al-Qaeda Alami Penyiksaan Berlebihan oleh AS
Pria yang pindah ke AS pada usia 16 tahun itu, mengungkapkan ia direkrut untuk menjadi Al-Qaeda oleh anggota keluarganya di Pakistan, saat ia berada di sana untuk mencari istri pada 2002.
Dalam kesepakatan pembelaannya di 2012, ia mengaku kepada pengadilan dirinya bergabung pada rencana menghabisi presiden Pakistan.
Ia juga mengaku mengirimkan uang 50.000 dolar AS atau setara Rp715 juta dengan kurs saat ini ke jaringan Al-Qaeda di Indonesia untuk membiayai pengeboman hotel JW Marriott.
Pengakuan Majid terkait penyiksaan yang digunakan CIA itu mendukung investigasi Senat AS, yang mencurigai adanya penggunaan penyiksaan oleh CIA menyusul serangan 11 September 2011.
Sumber : France 24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.