Polisi saat ini telah menutup lokasi ledakan, tempat yang populer untuk babi panggang dan bir di daerah pemukiman di pinggiran kota.
Baca Juga: Kabar Kim Jong-Un Dikudeta Sempat Bikin Geger, dari Mana Awalnya?
Wali Kota setempat mengatakan bahwa komunitas mereka mengalami ketakutan, dan tak habis pikir ada yang menargetkan lingkungan mereka.
Menurut Juru Bicara Kepolisian Uganda, Fred Enanga, para pelaku pengeboman memesan makanan dan minuman di bar, sebelum menempatkan tas plastik di bawah meja.
Ledakan kemudian terjadi hanya beberapa saat setelah mereka pergi.
Enanga mengatakan berdasarkan hasil investigasi ditemukan paku, bantalan bola dan pecahan loham.
Ia mengatakan hal itu menunjukkan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh alat peledak yang telah diimprovisasi.
Presiden Uganda Loweri Musevini menegaskan ledakan tersebut sebagai aksi teroris dan berjanji untuk menangkap pelakunya.
Baca Juga: Rakyat Pakistan Demo Bom Masjid, Tuntut Taliban Atasi ISIS
“Publik seharusnya tak merasa takut,” cuitnya di Twitter.
“Kami harus mengalahkan kriminalitas seperti kami menghabisi semua kejahatan yang dilakukan orang-orang yang tak menghormati hidup,” ujarnya.
Pada 2017, 74 orang terbunuh karena ledakan di sebuah tempat di Kampala, di mana para pencinta sepak bola menyaksikan laga final Piala Dunia.
Pelaku ledakan, yang berasal dari grup militan Islam, Al-Shabab kini dipenjara seumur hidup.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.