SEOUL, KOMPAS.TV - Kabar Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dikudeta sempat mengagetkan dan bikin geger sejumlah pihak termasuk Korea Selatan.
Kim Jong-un disebut telah dikudeta oleh adiknya sendiri, Kim Yo-jong.
Selain itu disebutkan bahwa Kim Jong-un yang kerap muncul di depan publik saat ini adalah penyamaran.
Seperti dikutip Yonhap, kabar tersebut diungkapkan oleh tabloid Amerika Serikat, Globe.
Baca Juga: Kapal Perang China dan Rusia Masuk Perairan Pasifik, Jepang Was-was
Tabloid tersebut bahkan memuat berita bahwa Kim Jong-un telah tewas di halaman depannya.
Menurut tabloid tersebut dikutip dari Yonhap, Kim Yo-jong melakukan kudeta pada 6 Mei hingga 5 Juni.
Selain itu, mereka memberitakan bahwa Kim Jong-un yang sekarang adalah sebuah penyamaran.
Hal itu berdasarkan bentuk tubuh pemimpin dari negara yang tertutup tersebut, yang terlihat semakin kurus.
Apalagi, Kim Jong-un sempat menghilang beberapa lama sebelum kembali muncul dengan tampilan badan barunya.
Baca Juga: Erdogan Usir Duta Besar 10 Negara Termasuk AS dan Jerman, Negara-Negara Ini Langsung Bereaksi
Tabloid tersebut sebenarnya setahun lalu sempat mencoba mengeluarkan cerita yang sama setahun lalu.
Namun, hal itu tak memberikan dampak signifikan dan hanya dianggap guyonan di lingkaran pejabat.
Tetapi saat ini banyak yang mulai memikirkan kebenaran dari pernyataan tabloid tersebut, khususnya karena perubahan bentuk tubuh Kim Jong-un yang terlihat ekstrem.
Pihak Korea Selatan sendiri kemudian langsung memberikan tanggapan atas kabar tersebut.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) bahkan menegaskan kabar Kim Jong-un dikudeta tidaklah benar.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pejabat Pemerintah Korsel.
Baca Juga: Kim Jong-un Disebut Telah Dikudeta dan Yang Muncul Sekarang adalah Penyamaran, Apa Benar?
Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara akhir-akhir ini sempat menegang setelah uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara.
Sementara itu, Korea Selatan juga sempat melakukan uji coba rudal, yang oleh Presiden Moon Jae-in disebut sebagai upaya pertahanan dari agresi Korea Utara.
Meski sempat memanas, Kim Jong-un berupaya meredakan ketegangan dengan kembali menyambungkan hubungan telepon kedua negara.
Kedua negara pun mulai membicarakan tentang kemungkinan reunifikasi.
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.