“Saat kami mencapai gerbang bandara, ada banyak kelompok Taliban di sana. Saya berusaha menyembunyikan diri,” ujarnya kepada BBC.
Di Bandara Kabul, duta besar Turki membantu Ghafari mengambil penerbangan ke Istanbul.
Dari sana, mereka kemudian menuju Jerman.
Ghafari mengaku dirinya merasa tersiksa harus meninggalkan Afghanistan.
Ia mengatakan kesedihannya melebihi ketika ayahnya meninggal.
“Katika kehilangan ayah saya, saya tak pernah lagi merasakan hal yang sama,” ujarnya.
“Ketika memasuki pesawat dan meninggalkan negara saya, ternyata lebih menyakitkan ketimbang saat kehilangan ayah saya,” tambah Ghafari.
Baca Juga: Bus Pengangkut Pekerja Tambang China di Peru Jatuh ke Jurang, 15 Orang Tewas
Ia pun mengungkapkan jatuhnya Kabul ke tangan Taliban pada Minggu (15/8/2021) sebagai masa terburuk dalam hidupnya.
“Saya tak mampu mengatasi rasa sakit di hati saya. Saya tak pernah ingin meninggalkan negara saya,” lanjutnya.
Ghafari yang kini tinggal Duesseldorf mengungkapkan dirinya menjadi salah satu yang beruntung karena situasi Bandara Kabul semakin berbahaya.
Ia pun berjanji untuk bertemu politisi dan pemimpin dunia untuk meningkatkan perhatian terhadap warga Afghanistan yang hidup di bawah pemerintahan Taliban.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.