Dalam konferensi pers itu, Taliban juga mengatakan sekolah-sekolah, universitas, madrasah, rumah sakit, pemerintah daerah, serta stasiun TV dan radio sudah kembali beroperasi.
Taliban juga kembali menjamin keamanan berbagai kedutaan besar asing dan meminta mereka untuk tidak menghentikan pekerjaan apalagi menutup kedutaan besar mereka di Afghanistan.
Baca Juga: Hindari Taliban, Pemain Timnas Sepak Bola Putri Afghanistan Berhasil Dievakuasi
Sebelumnya PBB mengatakan ada laporan "kredibel" bahwa Taliban melakukan eksekusi mati terhadap orang-orang yang mereka buru.
Pejabat tinggi HAM PBB, Michelle Bachelet, Selasa (24/08/2021) mengatakan, pihaknya telah menerima laporan "kredibel" tentang pelanggaran HAM berat oleh Taliban di Afghanistan.
Meskipun Taliban berusaha menampilkan diri mereka lebih moderat sejak mengambil alih negara itu, bukti yang dikumpulkan oleh PBB dilaporkan justru menunjukkan kebalikannya, seperti dilansir Deutsche Welle, Selasa, (24/08/2021)
Bachelet mengatakan ada laporan tentang eksekusi mati orang-orang tertentu di wilayah yang berada di bawah kendali Taliban, di antaranya terhadap warga sipil dan tentara Afghanistan.
"Juru bicara Taliban sudah membuat komitmen khusus bahwa Taliban menghormati hak perempuan untuk bekerja dan hak anak perempuan untuk bersekolah, dalam koridor interpretasi Taliban terhadap hukum Islam," kata Bachelet.
"Mereka juga mengatakan akan menghormati hak-hak etnis dan agama minoritas serta menahan diri dari pembalasan terhadap mereka yang pernah bekerja dengan pemerintah atau komunitas internasional," sambungnya.
"Tanggung jawab sekarang sepenuhnya ada pada Taliban untuk menerjemahkan komitmen ini menjadi kenyataan," tegas Bachelet.
Bachelet juga mengatakan ada bukti Taliban membatasi hak-hak perempuan, seperti hak perempuan untuk bebas bergerak, serta menghalangi anak perempuan untuk bersekolah.
Bachelet mendesak Dewan Hak Asasi Manusia PBB membentuk mekanisme untuk memantau secara dekat tindakan Taliban sekarang setelah kelompok itu mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.
Sekitar 50.000 orang asing dan warga Afghanistan telah meninggalkan negara itu dari bandara Kabul sejak Taliban merebut kekuasaan, sembilan hari lalu.
Sumber : Kompas TV/BBC/Tolo News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.