Setelah lulus dari King's College di London, Jenderal Sadat memulai karier militernya di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
Dia menerima pelatihan militer di Jerman, Inggris, Polandia, dan Amerika Serikat, serta bertugas di Direktorat Keamanan Nasional, Badan Intelijen Afghanistan.
Jenderal Sadat lebih suka berbicara tentang anak buahnya daripada dirinya sendiri dan keluarga, karena perwira senior dan kerabat mereka adalah target khusus regu pembunuh Taliban. Bahkan dia juga menolak mengatakan lokasi kelahirannya.
Dia senang berbicara tentang perang dan pertempuran, di mana dia terjun langsung di lapangan dengan percaya diri, dan tanpa ampun.
"Setiap Taliban yang datang ke Lashkar Gah akan mati atau cacat seumur hidup," katanya kepada AFP seperti dilansir Straits Times.
Baca Juga: Taliban Terus Merangsek, Kini Kuasai Dua Per Tiga Wilayah Afghanistan
Meski begitu, dia mengakui butuh waktu untuk mengamankan kota sepenuhnya.
Pada 4 Agustus, Jenderal Sadat meminta warga untuk meninggalkan Lashkar Gah sehingga militer dapat melancarkan serangan balasan habis-habisan.
Tapi dia masih menahan diri, dan mengatakan takut menyakiti mereka yang memilih untuk tetap tinggal.
Jenderal Sadat menggambarkan bagaimana pasukannya pergi dari rumah ke rumah untuk mengamankan lingkungan yang telah disusupi Taliban di Lashkar Gah.
"Kami masih menemukan warga sipil, terutama orang tua dan wanita yang terjebak, yang kami bawa ke tempat yang lebih aman," katanya.
LSM Internasional dan PBB berulang kali menyatakan keprihatinan tentang kekerasan dan risiko yang ditimbulkan terhadap warga sipil, ancaman yang mencakup pemboman udara terhadap posisi Taliban di Lashkar Gah oleh militer Afghanistan.
Loyalitas dan rasa hormat terhadap Jenderal Sadat di antara pasukannya menjadi faktor kunci dalam perlawanan terhadap Taliban di kota itu, meskipun kemajuan Taliban yang merusak moral tentara Afghanistan di tempat lain.
"Dia bukan seseorang yang memberi perintah dari belakang saat bersembunyi di humvee," kata seorang sumber keamanan Afghanistan. "Dia akan melakukan apa saja untuk prajuritnya".
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.