OSAKA, KOMPAS.TV – Barangkali pawai pembawaan obor Olimpiade tahun ini merupakan pawai paling kesepian sepanjang sejarah Olimpiade.
Estafet obor untuk Olimpiade Tokyo harus dibawa melalui taman yang kosong di kota Osaka, Selasa (13/4/2021).
Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus corona yang masih berlangsung.
Estafet obor Olimpiade ini dilakukan ketika Osaka mencapai rekor baru kasus harian virus corona, yaitu sebanyak 1.099 kasus dalam sehari.
Estafet obor Olimpiade telah dimulai tiga minggu lalu menuju upacara pembukaan pada 23 Juli mendatang di Tokyo.
Sekitar 10.000 pelari akan bergantian membawa obor tersebut.
Baca Juga: Masih Pandemi Virus Corona, Korea Utara Tidak akan Ikut Olimpiade Tokyo
Kasus Covid-19 kembali meningkat di seluruh Jepang, di mana hanya kurang dari 1% penduduknya yang telah mendapatkan vaksinasi.
Hingga saat ini, Jepang telah mencapai 9.500 kematian akibat Covid-19.
Jumlah ini jauh lebih sedikit daripada banyak negara lain di dunia, namun cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangganya.
Pembawa obor kali ini berbeda dengan yang biasa dilakukan.
Dalam pawai obor kali ini, pelari harus membawa obor melintasi taman yang kosong, dengan ditemani oleh petugas keamanan yang berlari di samping mereka.
Kemudian mereka diikuti oleh kendaraan yang dihiasi logo sponsor utama Olimpiade.
Olimpiade Tokyo seharusnya dilakukan pada 2020 lalu.
Namun penyelenggaraannya harus ditunda karena pandemi Covid-19.
Estafet obor Olimpiade tahun ini pun sempat akan dibatalkan demi menghemat anggaran.
Namun ide ini tidak disambut oleh beberapa sponsor besar.
Baca Juga: Dinilai Korbankan Muslim Uighur, Airbnb Diminta Batalkan Sponsor Pada Olimpiade Beijing Tahun Depan
Sedangkan jajak pendapat yang dilakukan oleh kantor berita Jepang Kyodo menunjukkan, sebanyak 13,2% masyarakat Jepang ingin estafet berlanjut hingga upacara pembukaan.
Sedangkan 49,3% lainnya mengatakan estafet harus dibatalkan di daerah dengan wabah parah, dan 35,9% mengatakan estafet obor harus dibatalkan seluruhnya.
Penentangan untuk mengadakan Olimpiade di tengah pandemi juga menguat di Jepang, dengan 80% warga mengatakan Olimpiade harus dibatalkan atau ditunda.
Olimpiade dan Paralimpiade diharapkan akan menarik 15.400 atlet dan puluhan ribu ofisial, juri, dan media penyiaran.
Penonton dari luar negeri telah dilarang untuk menonton Olimpiade Tokyo secara langsung.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.