Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS mengatakan pemeriksaan awal mesin Denver menunjukkan dua bilah kipas telah retak. Kokpit suara dan perekam data penerbangan telah dibawa ke laboratorium di Washington untuk dianalisis.
Pesawat Boeing 777 menggunakan mesin Pratt & Whitney PW4000. Guardian melaporkan, Pratt & Whitney, yang dimiliki oleh Raytheon Technologies, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Regulator penerbangan Jepang segera mengikuti rekomendasi itu. Otoritas Jepang memerintahkan Japan Airlines (JAL) dan All Nippon Airways (ANA) menghentikan penerbangan Boeing 777. Maskapai JAL mengoperasikan 13 pesawat Boeing 777, sedangkan ANA menoperasikan 19 pesawat jenis itu.
Baca Juga: Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Dukung AS Tolak Klaim China Soal Laut China Selatan
Otoritas Jepang masih mempertimbangkan apakah akan menerapkan kebijakan tambahan.
Senin pagi (22/2/2021), Kementerian Transportasi Jepang menyebut penerbangan JAL dari Naha ke Tokyo juga pernah mengalami kejadian serupa dan terpaksa kembali ke bandara pada 4 Desember tahun lalu.
Pesawat itu mengalami kerusakan pada mesin kiri. Usia pesawat itu sama dengan usia pesawat United Airlines yang terlibat dalam insiden hari Sabtu, yaitu 26 tahun.
Maskapai asal Korea Selatan juga menggunakan pesawat Boeing 777 ini. Sebelum Boeing mengeluarkan rekomendasi larangan terbang, juru bicara kementerian transportasi Korea Selatan mengatakan belum mengambil tindakan apapun.
Korean Air Lines mengoperasikan 6 unit pesawat jenis tersebut dan menyimpan 6 unit lainnya. Maskapai ini belum menghentikan sepenuhnya pengoperasian pesawat itu dan masih berkonsultasi dengan pabrikan dan regulator.
Baca Juga: Pesawat Militer Nigeria Jatuh saat Menuju Landasan, Semua Penumpangnya Tewas
Untuk sementara, maskapai ini menghentikan penerbangan pesawat Boeing 777 menuju Jepang.
Pihak Boeing mengatakan ada total 69 pesawat jenis itu yang aktif beroperasi dan 59 unit lain berada dalam penyimpanan. Pesawat 777-200s dan 777-300s adalah model pesawat yang lebih tua dan lebih hemat bahan bakar dibandingkan model pesawat terbaru.
Sebagian besar maskapai telah menghentikan operasi armada model itu secara bertahap. Penurunan jumlah penumpang pesawat karena pandemi Covid-19 juga membuat berbagai maskapai memarkirkan sebagian armada pesawat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.