Namun demikian, Menhub Budi mengungkapkan bahwa masih ada beberapa masalah yang perlu dibenahi di industri penerbangan Indonesia pascapandemi.
Termasuk minat masyarakat yang mulai meningkat terhadap moda transportasi pesawat. Namun, minat masyarakat tidak dibarengi dengan ketersediaan armada pesawat dan fasilitas bandara yang memadai.
Untuk itu, dia membuka peluang terhadap adanya dukungan dan kolaborasi global dalam dunia penerbangan sipil, salah satunya dalam hal pendanaan.
“Kami berupaya mengintensifkan kemitraan dengan sejumlah negara. Mengingat kemampuan fiskal negara (APBN) yang terbatas, kami membuka peluang kerjasama melalui berbagai skema kerjasama pemerintah dan badan usaha,” ucap dia.
Menhub Budi juga menyebutkan kemitraan yang sudah terjalin, yakin kerja sama Angkasa Pura 2 dengan GMR India di Bandara Kualanamu, Medan. Selain itu, kerja sama kemitraan melalui konsorsium Angkasa Pura 1 Wika dan Incheon Airport di Bandara Batam.
Baca Juga: Kemenhub Siapkan KM Sinabung jadi Hotel Terapung di Labuan Bajo Dukung KTT ke 42 ASEAN - VLOG
Kerja sama kemitraan tersebut menjadi salah satu percontohan dan upaya guna mendorong investor mancanegara untuk berinvestasi di berbagai bandara besar Indonesia.
“Kami juga mengundang kolaborasi antara airline Indonesia dengan luar negeri agar ada satu kekuatan finansial. Semoga ICAO dapat membantu mempromosikan negara-negara anggotanya,” tuturnya.
Terakhir, dia mengapresiasi aksi ICAO yang menyelenggarakan kegiatan ini sehingga percepatan pemulihan penerbangan global sebagai upaya peningkatan konektivitas antar negara dapat dilakukan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.